Pemkot PGA

Sejarah Gereja Immanuel: Jejak Arsitektur Kolonial dan Warisan Keimanan di Jantung Jakarta!

Sejarah Gereja Immanuel: Jejak Arsitektur Kolonial dan Warisan Keimanan di Jantung Jakarta!

Sejarah Gereja Immanuel: Jejak Arsitektur Kolonial dan Warisan Keimanan di Jantung Jakarta!-net:foto-

PAGARALAMPOS.COM - Di tengah hiruk-pikuk ibu kota Jakarta, berdiri sebuah bangunan megah nan klasik yang menjadi saksi bisu perjalanan sejarah panjang Indonesia.

Gereja Immanuel, yang terletak di kawasan Gambir, Jakarta Pusat, bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga sebuah simbol dari warisan kolonial Belanda yang masih bertahan hingga kini.

Arsitekturnya yang khas, usia bangunannya yang telah mencapai lebih dari dua abad, serta perannya dalam perkembangan komunitas Kristen di Batavia, menjadikan gereja ini salah satu peninggalan sejarah yang sangat penting.

Awal Pendirian Gereja

BACA JUGA:Sejarah Gunung Karangetang: Jejak Letusan, Mitologi, dan Kehidupan di Kaki Si Api Abadi dari Siau!

Gereja Immanuel pertama kali dibangun pada masa pemerintahan Hindia Belanda, tepatnya pada tahun 1834.

Nama awal gereja ini adalah “Willemskerk”, yang diambil dari nama Raja Willem I dari Belanda. Pembangunannya memakan waktu sekitar lima tahun, dan akhirnya selesai pada tahun 1839.

Pada tanggal 24 Agustus 1839, gereja ini diresmikan dan dibuka untuk umum.

Lokasinya yang strategis di pusat pemerintahan kolonial menjadikan Gereja Immanuel sebagai tempat berkumpulnya para pejabat Belanda dan masyarakat Eropa yang tinggal di Batavia.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Gunung Gede Pangrango: Jejak Alam dan Budaya di Tanah Sunda!

Arsitektur Bergaya Neoklasik

Salah satu daya tarik utama dari Gereja Immanuel adalah gaya arsitekturnya yang kental dengan nuansa Eropa, khususnya gaya neoklasik.

Bangunannya berbentuk bundar dengan atap kubah besar yang mencolok, meniru bentuk gereja-gereja klasik di Eropa pada abad ke-18.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait