Rusia Dukung Palestina, Israel Ancam Hentikan Peringatan Serangan Udara Ke Suriah
PAGARALAMPOS.COM - Sejak pecah perang antara Hamas dan Israel pada 7 Oktober 2023, pemerintah Israel mengklaim selalu memberi peringatan kepada Rusia, khususnya terkait rencana serangan udara yang akan dilakukan ke wilayah Suriah.
Hal itu dilakukan lantaran ada banyak warga dan pasukan Rusia di Suriah, bahkan Rusia telah membangun pangkalan militer permanen di Suriah.
Namun, dengan memburuknya hubungan antara Tel Aviv dan Moskow, maka Israel berencana untuk menghentikan ‘peringatan’ serangan udara kepada Rusia.
Antara Israel dan Rusia, berhasil menjaga tensi dalam perang Ukraina, yang mana Israel melarang penggunaan senjata buatan negeri Yahudi untuk digunakan berperang melawan Rusia. Akan tetapi pasca serangan Hamas 7 Oktober yang berlanjut dengan pembantaian warga sipil Palestina.
BACA JUGA:Tak Ada Kepastian dari Indonesia, Korea Selatan Buka Opsi Kurangi Produksi KF-21 Boramae
Rusia telah berubah sikap, yang salah satunya menyatakan dukungan kepada Palestina, yang belakangan memicu kemarahan Israel.
Sementara itu, Israel telah melakukan serangan udara ke wilayah Suriah, khususnya ke fasilitas bandara dengan tujuan memutus akses bantuan persenjataan dan logistik dari Iran kepada milisi Hizbullah.
Foto : Angkatan Darat rusia.-Rusia Dukung Palestina, Israel Ancam Hentikan Peringatan Serangan Udara Ke Suriah-Indomiliter.com
Dikutip dari The Time of Israel – timesofisrael.com (3/11/2023), lantaran serangan udara Israel membawa potensi membawa korban pada pasukan Rusia.
Maka militer Israel selama ini selalu memberi peringatan kepada pihak Rusia, agar tidak ada korban dari pihak Rusia yang mungkin menjadi salah sasaran.
Salah satu tempat yang mendapat serangan udara Israel adalah Bandara Damaskus dan Aleppo di Suriah, yang mana kedua runway di bandara internasional itu dihancurkan Israel sehingga bandara sempat lumpuh total pada serangan 14 Oktober 2023.
Bahkan, serangan udara Israel berlanjut ke wilayah Suriah pada 25 Oktober 2023, yang mengakibatkan delapan tentara Suriah tewas.
Pemerintah Rusia mengecam serangan udara Israel yang semakin sering ke wilayah Suriah beberapa waktu terakhir.
Moskow menilai serangan semacam itu berisiko memicu perluasan perang antara Israel dan Hamas ke dalam konflik regional yang lebih luas.
BACA JUGA:Tempatkan Radar Intai Jarak Jauh Lockheed Martin AN/TPS-77, Ternyata Ini Tujuan Malaysia
Seperti dilansir AFP, Rabu (1/11/2023), kecaman itu disampaikan saat Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov melakukan pembicaraan via telepon dengan Menlu Suriah Faisal Mekdad pada Selasa (31/10) waktu setempat.
Dalam pembicaraan via telepon itu, menurut Kementerian Luar Negeri Rusia, Lavrov menekankan penolakan Moskow terhadap serangan Israel di wilayah Suriah.
Pasokan Pantsir S-1 ke Hizbullah
Selain dukungan Rusia ke Palestina, ada hal lain yang membuat Israel kian meradang, yakni terkait dugaan pengiriman sistem hanud Pantsir S-1 yang dioperasikan Suriah ke millisi Hizbullah pro Iran.
Pengiriman Pantsir S-1 melibatkan tentara bayaran Rusia Wagner, dan tentunya ini dapat terealisasi berkat lampu hijau dari Moskow.
BACA JUGA:India Berencana Produksi Rudal Udara Ke Udara Vympel R-73E, Cek Bagaimana Penampakannya
Di luar itu, Moskow telah menjadi tuan rumah bagi pertemuan delegasi Hamas di Rusia. Maka semakin klop kemarahan Israel kepada Rusia.
Seperti disebutkan sebelumnya, Rusia memiliki pangkalan militer di Suriah. Pangkalan utama Rusia di Suriah adalah Pangkalan Udara (Lanud) Khmeimim (Hmeimim) di dekat kota Latakia di pantai barat Suriah.
Pangkalan Udara Khmeimim digunakan oleh Rusia untuk mendukung operasi militernya di Suriah.
Pangkalan tersebut mampu menangani pesawat angkut Antonov An-124 Ruslan dan Ilyushin Il-76M. Jet tempur Rusia yang dioperasikan di Suriah antara lain Sukhoi Su-24M, Sukhoi Su-25, Sukhoi Su-34, dan pesawat pengintai Il-20M.
BACA JUGA:Swedia Upagrade Jet Tempur Gripen E, Melayang Dengan Bobot Lebih Ringan
Setelah penembakan Su-24M pada 24 November 2015, sistem rudal pertahanan S-400 dipasang, memungkinkan Rusia mempertahankan wilayah udara dari Turki Selatan hingga Israel Utara.
Selain itu, Rusia juga memiliki Pangkalan Laut (Lanal) di Tartus, yang digunakan untuk mendukung operasi angkatan laut Rusia di Laut Tengah.
Rusia memperkuat kehadirannya di Suriah sejak tahun 2015 dengan mendukung rezim pemerintah Suriah dalam perang saudara yang sedang berlangsung di negara tersebut.
BACA JUGA:Babak Baru Perang Gaza,.Serangan Balasan Houthi Yaman Luncurkan Rudal Balistik Ke Israel
Dengan aset militer permanen, maka Rusia setidaknya menempatkan lebih dari 5.000 pasukan di wilayah Suriah.
Dengan penghentian peringatan serangan udara ke Rusia, maka ada potensi serangan udara Israel ke Suriah dapat membawa korban dari pihak Rusia.
Dan bila itu terjadi, maka bisa ditebak eskalasi peperangan di Timur Tengah bakal lebih membara. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: