Transformasi Digital Pertanahan, ATR/BPN Dorong Pembangunan Infrastruktur Pertanian Lewat Teknologi Pemetaan

Menurutnya, konferensi ini merupakan ruang strategis untuk menyatukan pemikiran, membangun kemitraan global, dan mendorong kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, serta komunitas internasional.

BACA JUGA:Dukung Pembangunan Global, Kementerian ATR/BPN Siap Sukseskan International Conference on Infrastructure 2025

“ICI 2025 ini menjadi bukti komitmen bersama bahwa pembangunan infrastruktur bukan sekadar proyek fisik semata, 

namun juga berkaitan dengan penataan ruang yang berkeadilan, kepastian hukum atas tanah, serta pengelolaan ruang yang adaptif terhadap perubahan iklim dan teknologi,” jelasnya.

Virgo pun menyambut baik berbagai isu utama yang diangkat dalam ICI, seperti ketahanan pangan, transisi energi, konektivitas digital, dan pembiayaan hijau. 

beliau menilai isu-isu tersebut sejalan dengan tanggung jawab ATR/BPN dalam menciptakan kebijakan pertanahan dan penataan ruang yang terintegrasi.

BACA JUGA:Peran Strategis Humas dalam Membangun Kepercayaan Publik terhadap Kementerian ATR/BPN!

“Kebijakan integrasi antara tata ruang dan pertanahan menjadi fondasi penting untuk mewujudkan pembangunan infrastruktur yang inklusif dan berkelanjutan,” tambahnya.

Salah satu hal yang disorot Virgo adalah pentingnya transformasi kelembagaan dan sinergi antar-pemangku kepentingan. 

beliau mengutip pesan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang turut membuka ICI 2025, bahwa pembangunan infrastruktur harus menjadi hasil kerja kolektif antara pusat dan daerah.

BACA JUGA:Penguatan Peran Humas di Era Digital: Pelatihan Strategi Komunikasi bagi ASN Kementerian ATR/BPN!

“Menko AHY menekankan pentingnya sinergi pusat dan daerah. Melalui forum ini, kita semua didorong untuk bertransformasi secara kolektif melalui kebijakan, teknologi, dan kemitraan global,” kata Virgo.

Menurutnya, ATR/BPN telah dan akan terus melakukan digitalisasi layanan pertanahan dan pemetaan untuk meningkatkan efisiensi serta transparansi. 

Sistem berbasis geospasial kini menjadi andalan dalam merancang wilayah pertanian yang produktif, sekaligus tangguh terhadap risiko bencana dan perubahan iklim.

Sumber: