Bukit Sylvia Labuan Bajo: Menyusuri Keindahan dan Transformasi Pariwisata

BACA JUGA:Warungboto: Situs Sejarah yang Terlupakan, Kini Jadi Primadona Wisata?

BACA JUGA:Nikmati Momen Indah! 5 Tempat Wisata di Sulawesi Barat yang Pas untuk Liburan Romantis dan Healing

Pembangunan infrastruktur seperti bandara, jalan, dan hotel turut menggairahkan wilayah sekitar, termasuk Bukit Sylvia.

Pada dekade 2010-an, banyak vila, resort, dan restoran mulai bermunculan di sekitar bukit. Posisi bukit yang menghadap Laut Flores dan menyuguhkan pemandangan matahari terbenam menjadikannya lokasi favorit bagi wisatawan.

Beberapa properti bahkan mengadopsi nama “Sylvia” untuk menarik minat pengunjung.

Keindahan Alam yang Menawan

Bukit Sylvia tidak terlalu tinggi, namun dari puncaknya pengunjung dapat menikmati pemandangan laut biru, kapal-kapal bersandar, serta pulau-pulau kecil seperti Pulau Kukusan dan Pulau Bidadari.

Saat senja, langit berubah menjadi jingga kemerahan, menciptakan suasana dramatis yang disukai fotografer dan pencinta alam.

BACA JUGA:Jelajahi Karanganyar: 4 Destinasi Wisata yang Memikat Hati!

BACA JUGA:Ciptakan Kenangan Tak Terlupakan di 5 Destinasi Wisata Sulawesi Barat untuk Healing Keluarga

Vegetasi di bukit ini berupa padang rumput kering khas Flores yang berubah hijau saat musim hujan. Kontras antara lanskap liar dan laut yang tenang memberi nuansa eksotis tersendiri.

Dari Kawasan Alam ke Pusat Pariwisata

Dalam beberapa tahun terakhir, sebagian lahan Bukit Sylvia mulai dimanfaatkan untuk perhotelan dan properti wisata. Hal ini menimbulkan pro dan kontra.

Di satu sisi, pembangunan memberi manfaat ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan. Namun di sisi lain, ada kekhawatiran tentang hilangnya ruang terbuka hijau dan terganggunya ekosistem alami.

Meski demikian, sebagian besar area bukit masih bisa diakses publik secara gratis. Banyak wisatawan dan penduduk lokal yang naik ke puncak bukit untuk menikmati pemandangan atau berolahraga ringan.

Sumber: