Gunung Bukit Raya: Puncak Tertinggi Kalimantan dengan Cerita Mistis dan Sejarah Panjang
Gunung Bukit Raya: Puncak Tertinggi Kalimantan dengan Cerita Mistis dan Sejarah Panjang-Foto: net -
PAGARALAMPOS.COM - Gunung Bukit Raya adalah salah satu puncak tertinggi di Pulau Kalimantan, dengan ketinggian sekitar 2.278 meter di atas permukaan laut.
Terletak di perbatasan antara Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat, gunung ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Bukit Baka – Bukit Raya (TNBBBR).
Selain menjadi tujuan pendakian, Bukit Raya menyimpan keindahan hutan hujan tropis, kekayaan flora dan fauna, serta nilai sejarah dan budaya yang penting bagi masyarakat adat sekitar.
Asal Usul Nama Bukit Raya
Nama “Bukit Raya” berasal dari bahasa lokal Dayak dan menggambarkan kebesaran serta kesakralan pegunungan ini. Kata “Raya” bermakna agung, mencerminkan status gunung sebagai pusat spiritual sekaligus sumber kehidupan bagi penduduk pedalaman.
BACA JUGA:Inilah 7 Manfaat Ikan Bawal Untuk Kesehatan Tubuh Yang Jaranag Diketahui!
Bukit Raya juga dikenal sebagai “atap” Pulau Kalimantan karena memengaruhi tata air dan menjadi sumber bagi sungai-sungai besar seperti Kapuas dan Katingan.
Signifikansi bagi Masyarakat Adat
Bagi suku Dayak, terutama Dayak Uud Danum dan Dayak Ot Danum, puncak Bukit Raya dipercaya sebagai tempat bersemayamnya roh leluhur sebelum menuju alam baka. Kawasan ini dijaga kesuciannya dan hanya dikunjungi oleh mereka yang mematuhi aturan adat.
Ada pula legenda tentang “tempat keramat” yang hanya bisa diakses oleh orang-orang dengan niat tulus.
Cerita turun-temurun menyebutkan bahwa orang yang melanggar pantangan atau tidak meminta izin roh penjaga bisa tersesat di hutan.
Selain nilai spiritual, masyarakat Dayak memanfaatkan hasil hutan di sekitarnya, seperti rotan, damar, dan tanaman obat, dengan prinsip kelestarian dan kearifan lokal.
Ekspedisi dan Catatan Sejarah
Gunung Bukit Raya mulai dikenal oleh dunia luar pada abad ke-19 melalui ekspedisi penjelajah Belanda yang tertarik dengan kekayaan alam Kalimantan. Catatan masa kolonial mencatat flora dan fauna unik, termasuk spesies endemik seperti anggrek hitam dan kantong semar raksasa.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
