Makna Sosial di Balik Sanggul Korea Tradisional pada Masa Joseon
Makna Sosial di Balik Sanggul Korea Tradisional pada Masa Joseon-Foto: net -
Kayu sekacang kaya antioksidan yang membantu melawan radikal bebas, memperlambat proses penuaan, dan menurunkan risiko penyakit kronis.
BACA JUGA:Menyikapi Sejarah Gunung Sunan Ibu: Jejak Spiritual dan Alam di Halmahera Barat!
BACA JUGA:Memahami Sejarah Gunung Malabar: Jejak Alam dan Warisan Kolonial di Tanah Priangan!
Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Senyawa bioaktif seperti saponin dan flavonoid diyakini dapat merangsang produksi sel darah putih, sehingga tubuh lebih siap menghadapi infeksi ringan, termasuk flu atau demam.
Meredakan Nyeri dan Peradangan
Sifat antiinflamasi kayu sekacang dapat membantu mengurangi nyeri otot dan sendi. Rebusan atau kompres kayu ini kerap digunakan untuk meredakan pegal, nyeri rematik, atau kelelahan fisik.
Membantu Menstabilkan Gula Darah
Dalam pengobatan tradisional, kayu sekacang dipercaya membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil, terutama bagi penderita diabetes tipe 2, meskipun penelitian ilmiah masih terus dilakukan.
BACA JUGA:Sejarah Gunung Mega: Jejak Alam dan Nilai Sakral di Tanah Papua Barat!
BACA JUGA:Menyikapi Sejarah Gunung Guntur: Jejak Vulkanik dan Budaya di Tanah Priangan!
Cara Mengonsumsi
Biasanya kayu sekacang dikonsumsi dalam bentuk rebusan. Potongan kayu dikeringkan, direbus hingga air berubah kecokelatan, lalu diminum satu hingga dua kali sehari.
Meski bersifat alami, konsumsi berlebihan sebaiknya dihindari. Sebaiknya konsultasikan dengan herbalis atau tenaga medis sebelum menjadikan kayu sekacang sebagai bagian rutin dari pengobatan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
