Karena Ulahnya Adipati Cepu dan Keturunannya harus Kena Imbas Kutukan Sumpah Prabu Brawijaya
PAGARALAMPOS.COM – Pada 1279 Saka atau 1356 M, pada abad ke-14, Perang Bubat terjadi pada masa pemerintahan raja Majapahit Hayam Wuruk.
Perang ini terjadi akibat perselisihan antara Mahapatih Gajah Mada dari Majapahit dengan Prabu Maharaja Linggabuana dari Kerajaan Sunda di Pesanggrahan Bubat, yang mengakibatkan tewasnya seluruh rombongan Sunda.
Perat Bubat dikenal juga sebagai Pasundan Bubat.
Peristiwa Perang Bubat ini juga disebutkan dalam Cerita Parahyangan, Serat Pararaton, Kidung Sunda, dan Kidung Sundayana.
Tepat di puncak Gunung Lawu, Prabu Brawijaya V mengeluarkan sumpah kepada Adipati Cepu serta keturunannya.
Gara-gara Adipati Cepu terus mengejar prabu brawijaya di tempat persembunyiannya di gunung lawu tersebut.
Sumpah tersebut adalah ungkapan kekesalan Prabu Brawijaya karena merasa terusik dengan adipati dan para pengawalnya yang terus melakukan pengejaran terhadap dirinya.
Penasaran dengan isi sumpahnya? Yuk simak penjelasan dalam artikel lengkap di bawah ini!
Gunung lawu menyimpan banyak cerita mistis, nah, berbicara masalah mistis, termasuk salahsatunya adalah sumpah yang di ucapkan oleh prabu brawijaya tersebut.
BACA JUGA:Gak Pkae Nyesel! Ini Jawabannya, Bagaimana Memilih Rambut Pendek yang Cocok dengan Bentuk Wajah
Konon, di puncak Gunung Lawu, Prabu Brawijaya V mengeluarkan sumpah kepada Adipati Cepu.
Isi sumpahnya adalah; jika ada orang-orang dari daerah Cepu atau dari keturunan langsung Adipati Cepu naik ke Gunung Lawu, maka nasibnya akan celaka atau mati di Gunung Lawu.
Lalu sumpah Prabu Brawijaya V ini sampai sekarang tuahnya masih diikuti oleh orang-orang dari daerah Cepu terutama keturunan Adipati Cepu yang ingin mendaki ke Gunung Lawu, mereka masih merasa takut jika melanggarnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
