Pemkot PGA

Sejarah Keraton Surakarta Hadiningrat: Warisan Kejayaan Mataram yang Abadi!

Sejarah Keraton Surakarta Hadiningrat: Warisan Kejayaan Mataram yang Abadi!

Sejarah Keraton Surakarta Hadiningrat: Warisan Kejayaan Mataram yang Abadi!-net: foto-

PAGARALAMPOS.COM - Keraton Surakarta Hadiningrat, atau yang lebih dikenal sebagai Keraton Solo, merupakan salah satu peninggalan sejarah paling berpengaruh di Pulau Jawa.

Berdiri megah di jantung Kota Surakarta, keraton ini bukan sekadar istana tempat tinggal raja, melainkan juga pusat kebudayaan Jawa yang masih hidup hingga kini.

Di balik dinding dan gapura megahnya, tersimpan kisah panjang mengenai perpecahan kerajaan, kejayaan tradisi, dan keindahan budaya yang tak lekang oleh waktu.

Asal Usul dan Berdirinya Keraton Surakarta

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Danau Kakaban: Keajaiban Laut Purba di Tengah Pulau!

Keraton Surakarta berdiri pada tahun 1745 Masehi, pada masa pemerintahan Sri Susuhunan Pakubuwono II. Pendirian keraton ini merupakan akibat langsung dari Perjanjian Giyanti yang ditandatangani pada tahun 1755.

Sebelumnya, pusat pemerintahan kerajaan berada di Keraton Kartasura, namun akibat pemberontakan dan kerusakan besar yang menimpa Kartasura, sang raja memutuskan untuk memindahkan istana ke tempat yang lebih aman dan strategis.

Pemindahan tersebut tidak dilakukan sembarangan. Menurut kisah yang beredar, lokasi Surakarta dipilih karena dipercaya memiliki keseimbangan spiritual dan geografis yang ideal menurut kepercayaan Jawa kuno.

Maka, dibangunlah keraton baru yang diberi nama Keraton Surakarta Hadiningrat, yang berarti “Kota Suci di Surakarta yang mulia”.

BACA JUGA:Sejarah dan Misteri Blue Fire di Kawah Ijen: Keindahan Langka yang Menyimpan Kisah Mistis dan Perjuangan!

Masa Kejayaan dan Pengaruh Politik

Setelah berdiri, Keraton Surakarta menjadi pusat pemerintahan dan kebudayaan yang penting di Jawa Tengah.

Di bawah kepemimpinan Pakubuwono II dan penerusnya, keraton ini memainkan peranan besar dalam urusan politik dan sosial masyarakat Jawa.

Namun, kekuasaan keraton mulai berkurang setelah campur tangan VOC (Belanda) semakin kuat di tanah Jawa.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait