Kabar Baik! Pemerintah Tetapkan Harga Eceran Tertinggi MinyaKita Stabil Hingga Lebaran

Kabar Baik! Pemerintah Tetapkan Harga Eceran Tertinggi MinyaKita Stabil Hingga Lebaran

Kabar Baik! Pemerintah Tetapkan Harga Eceran Tertinggi MinyaKita Stabil Hingga Lebaran--

PAGARALAMPOS.COM - Pemerintah Indonesia telah menegaskan bahwa harga eceran tertinggi (HET) MinyaKita tidak akan mengalami kenaikan hingga Hari Raya Idulfitri tahun ini.

Keputusan ini diumumkan oleh Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Isy Karim, setelah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait.

Isy Karim menyatakan bahwa HET MinyaKita akan tetap dipertahankan hingga setelah perayaan Idulfitri pada bulan April 2024.

"Keputusan terkait HET masih belum diubah hingga setelah lebaran," ungkap Isy Karim kepada wartawan usai rapat koordinasi mengenai pengamanan pasokan dan harga pangan menjelang Ramadan.

BACA JUGA:Ditjen Diktiristek Raih Dua Penghargaan Prestisius di Public Relations Indonesia Awards 2024, Ini Kategorinya!

Isy menjelaskan bahwa rencana untuk menyesuaikan HET MinyaKita memerlukan evaluasi dan perhitungan secara berkala.

Awalnya, terdapat usulan untuk menaikkan HET MinyaKita karena harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) mengalami kenaikan.

Namun, dengan turunnya harga CPO dan menurunnya permintaan ekspor, pemerintah memutuskan untuk tidak menyesuaikan HET MinyaKita saat ini.

Selain itu, kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) untuk minyak goreng tetap berlaku bagi pelaku usaha.

BACA JUGA:Ikuti Seleksi SIP TA 2024, Bintara Polres Pagar Alam Tes Kesampataan Jasmani

Isy menekankan pentingnya agar para pelaku usaha tetap mematuhi kewajiban mereka untuk menyalurkan DMO minyak goreng, meskipun permintaan ekspor sedang menurun.

Hal ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan pasokan minyak goreng dalam negeri.

Kementerian Perdagangan menetapkan target DMO sebesar 300.000 ton per bulan untuk periode Ramadan dan Idulfitri tahun ini.

Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan alokasi DMO pada periode yang sama tahun sebelumnya, yang mencapai 450.000 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: