Strategi Bulog, Prioritaskan Serapan Beras Lokal dalam Impor Bertahap

Strategi Bulog, Prioritaskan Serapan Beras Lokal dalam Impor Bertahap

Strategi Bulog, Prioritaskan Serapan Beras Lokal dalam Impor Bertahap--

PAGARALAMPOS.COM - Komitmen Perum Bulog untuk memprioritaskan serapan beras lokal seiring dengan kegiatan impor yang berlangsung telah ditekankan oleh Direktur Utamanya, Bayu Krisnamurthi.

Meskipun operasi impor, Bulog tetap fokus untuk meningkatkan serapan gabah dan beras dalam negeri sambil mengelola keseimbangan beras nasional dengan hati-hati.

Bayu Krisnamurthi menekankan bahwa impor dilakukan secara bertahap, memastikan gangguan minimal terhadap upaya pengadaan beras lokal.

Dia menegaskan komitmen lembaga ini untuk menjaga keseimbangan yang halus antara beras impor dan yang diproduksi lokal, yang sangat penting untuk keamanan pangan nasional.

BACA JUGA:Kasus Pertambangan Ilegal, WNA China Gasak Emas RI, Kerugian Negara Diperhitungkan

"Impor beras dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan serapan padi dan beras dalam negeri, sambil memperhatikan keseimbangan beras nasional yang ada," ujar Bayu.

Membahas implikasi finansial dari impor, Bayu mengatasi kekhawatiran tentang biaya demurrage yang terjadi selama proses bongkar muat.

Dia menjelaskan bahwa biaya-biaya ini biasanya kurang dari 3% dari nilai produk yang diimpor, menggarisbawahi mereka sebagai konsekuensi logis dari mekanisme impor-ekspor.

Perencanaan Impor Strategis dan Pertimbangan Ekonomi

BACA JUGA:Pemerintah Siapkan Bea Impor Tambahan untuk 7 Produk Komoditas, Ini Daftarnya!

Perum Bulog, yang ditugaskan oleh Kementerian Perdagangan, bertanggung jawab untuk mengimpor 3,6 juta ton beras pada tahun 2024.

Pada periode Januari-Mei 2024, impor telah mencapai 2,2 juta ton, mencerminkan pendekatan proaktif dalam menyesuaikan dengan kebutuhan beras nasional sambil menjaga stabilitas pasar.

Sonya Mamoriska, Direktur Transformasi dan Hubungan Antar Lembaga Perum Bulog, menjelaskan peran lembaga dalam mengelola impor beras.

Dia menekankan bahwa keputusan impor terkait dengan ketersediaan beras nasional dan proyeksi konsumsi, memastikan bahwa produksi dalam negeri tetap menjadi prioritas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: