Impor Beras Indonesia Menghadapi Tantangan di Tengah Melemahnya Rupiah, Begini Kata BOs Bulog!
Impor Beras Indonesia Menghadapi Tantangan di Tengah Melemahnya Rupiah, Begini Kata BOs Bulog!--
PAGARALAMPOS.COM - Pada perdagangan Rabu, 26 Juni 2024, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah, mencatatkan angka Rp 16.420 per dolar AS dalam waktu singkat setelah perdagangan dibuka, seperti dilansir oleh data Refinitiv.
Situasi ini menunjukkan tekanan yang berlanjut terhadap rupiah pada Kamis, 27 Juni 2024. Bagaimana hal ini mempengaruhi kebijakan impor beras di Indonesia?
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan uji stres sebelum melakukan impor, mengantisipasi kemungkinan situasi buruk seperti penguatan dolar saat ini.
Meskipun rupiah tertekan oleh dolar AS, Bulog tetap menyatakan kesanggupannya untuk membiayai impor komoditas pangan, termasuk beras.
BACA JUGA:Juli, Partai Demokrat Pagaralam Akan Tentukan Sikap Mendukung Calon Pilkada 2024
Namun demikian, biaya yang harus ditanggung pemerintah untuk importasi diperkirakan akan meningkat.
"Dari sisi importasi, Bulog masih bisa membiayai. Namun pada saat penyaluran berasnya sesuai program pemerintah, maka biayanya akan naik," ungkap Bayu.
Bayu juga menyatakan harapan Bulog untuk dapat melakukan pengelolaan pembelian jangka panjang dalam kegiatan impor, namun hal ini masih bergantung pada kebijakan dan restu dari pemerintah.
Kebijakan tersebut mencakup pertimbangan terhadap stok nasional yang perlu dijaga, kelangsungan program penyaluran beras, serta faktor lainnya.
BACA JUGA:Pilkada 2024, Pilih Pemimpin Berkualitas untuk Pembangunan Kota Pagaralam Yang Lebih Baik
Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah merencanakan impor beras tahun ini mencapai lebih dari 5 juta ton.
Sarwo Edhy, Sekretaris Utama Bapanas, menjelaskan bahwa dengan asumsi produksi beras sebanyak 31,57 juta ton dapat tercapai, stok beras nasional dapat mencapai 9,66 juta ton hingga akhir tahun.
Namun demikian, angka ini masih rentan berubah mengingat potensi gangguan seperti banjir, kekeringan, dan serangan hama penyakit yang dapat mempengaruhi produksi beras.
"Kalau terjadi banjir, kekeringan, dan serangan hama penyakit, produksi beras bisa berkurang," jelas Sarwo Edhy dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: