Perancis Enggan Jual Dassault Rafale ke Serbia, Gegara Masalah Kosovo
Foto : Jet tempur Rafale.-Perancis Enggan Jual Dassault Rafale ke Serbia, Gegara Masalah Kosovot-Indomiliter.com
Saat ini, keberhasilan penjualan Rafale sangat bergantung pada kedudukan politik Perancis. Permasalahan serius mengenai status Kosovo merupakan pertimbangan penting bagi Paris.
Plus keengganan Perancis untuk menjual rudal Meteor udara ke udara ke Serbia, karena negara tersebut bukan anggota NATO.
Foto : Jet tempur Rafale.-Perancis Enggan Jual Dassault Rafale ke Serbia, Gegara Masalah Kosovot-Indomiliter.com
Posisi yang diambil Serbia mengenai status Kosovo menjadi sandungan dalam isu politik di Eropa. Serbia secara tegas menyangkal kemerdekaan Kosovo pada tahun 2008, dan hukum internasional ikut berperan dalam hal ini.
Argumen Serbia adalah bahwa pemisahan diri sepihak Kosovo melanggar prinsip integritas wilayah; landasan hukum internasional. Prinsip ini menyatakan bahwa suatu negara harus menghindari tindakan yang dapat mengganggu persatuan nasional dan keutuhan wilayah negara lain.
BACA JUGA:Ukraina Mendapat Bantuan Bom Pintar Hybrid AASM-250 HAMMER, Berjumlah 600 Unit Dari Perancis
Sebagai catatan, deklarasi kemerdekaan Kosovo tidak diakui oleh empat anggota NATO: Rumania, Spanyol, Yunani, dan Slovakia.
Masalahnya adalah komunitas internasional mempunyai pendapat berbeda. Banyak negara Barat – Amerika Serikat dan sebagian besar negara Uni Eropa.
Misalnya – telah mengakui kemerdekaan Kosovo. Namun, negara-negara lain, seperti Rusia dan Cina, sejalan dengan sudut pandang Serbia.
Perselisihan ini telah menghambat upaya Kosovo untuk mencapai pengakuan internasional sepenuhnya dan menjadi anggota badan-badan internasional.
BACA JUGA:Perancis Kirim Rudal Jelajah SCALP Ke Ukraina Dengan SUV Mewah Audi Q7
Kekhawatiran lainnya adalah keadaan mengenai minoritas Serbia yang tinggal di Kosovo. Serbia telah menyatakan kekhawatirannya atas perlindungan dan hak-hak komunitas Serbia di Kosovo.
Bahkan dengan adanya pasukan penjaga perdamaian internasional, ketegangan antara mayoritas warga Albania Kosovo dan minoritas Serbia masih tetap tinggi.
Terdapat kemajuan dalam penyelesaian konflik melalui dialog dan diskusi, dengan Uni Eropa bertindak sebagai mediator. Namun, pembicaraan ini sering kali dibayangi oleh ketidakstabilan politik dan ketidakpercayaan antara kedua partai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: