Ternyata Pendekar Sakti Si Pahit Lidah Juga Pernah Singgah di Danau Ranau OKU Selatan Sumsel Lho!

Ternyata Pendekar Sakti Si Pahit Lidah Juga Pernah Singgah di Danau Ranau OKU Selatan Sumsel Lho!

Ternyata Pendekar Sakti Si Pahit Lidah Juga Pernah Singgah di Danau Ranau OKU Selatan Sumsel Lho!--

Akhirnya, karena ingin membuktikan siapa yang benar-benar lebih hebat di antara mereka berdua, mereka sepakat untuk bertemu dan mengadu kekuatan masing-masing.

BACA JUGA:Kisah Si Pahit Lidah, Pendekar Sakti Dari Sumsel Yang Perkataannya Menjadi Kenyataan!

Maka tibalah pada hari yang sangat menentukan itu. Mata Empat menggunakan permainan licik yang hanya menguntungkan dirinya sendiri. Caranya, secara bergiliran keduanya harus tidur menelungkup di bawah rumpun bunga aren.

 

Lalu, bunga aren di atas akan dipotong oleh salah satu di antara mereka. Siapa bisa menghindar dari bunga dan buah aren yang lebat dan berat itu, dialah yang akan disebut jawara sakti. Setiap orang diberi kesempatan memotong tiga kali bila buah yang di jatuhkan belum mengenai musuh.

 

Si Pahit Lidah tidak mengetahui kalau Mata Empat telah berbuat licik terhadapnya. Didalam tandan buah enau telah di pasangi bambu runcing dari batang Bambu Kuning (Bemban Aur Kuning) yang merupakan kelemahan dari ilmu kebalnya.

 

Tapi si Pahit Lidah menerima saja tantangan Mata Empat tersebut. Lalu dengan sistem undian yang telah mereka sepakati si Mata Empat mendapat giliran pertama. Sesuai namanya, si Mata Empat juga memiliki dua mata lain, yakni di belakang kepalanya.

BACA JUGA:5 Tempat Wisata di Ogan Komering Ilir, Diantaranya Miliki Cerita Legenda Si Pahit Lidah

Dengan secepat kilat si Pahit Lidah lalu memanjat pohon aren yang ada di tepi danau tersebut. Dengan tenangnya si Mata Empat menelungkup di bawah pohon.

 

Tentu saja si Mata Empat bisa melihat arah jatuhnya buah aren tersebut. mata di kepala mata empat bisa melihat ketika bunga aren jatuh meluncur ke ke arah Mata Empat.

 

Dengan mudahnya si Mata Empat bisa menghindar dari runtuhan buah aren tersebut. Dengan kesal si Pahit Lidah memotong buah aren yang lebih besar. Tapi si Mata Empat dapat menghindar lagi dari jatuhan buah aren tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: