Ternyata Marga Tanjung Sakti PUMU dan PUMI Tidak Masuk Kedalam Kewedanaan Besemah, Simak Sejarahnya!

Minggu 14-07-2024,10:06 WIB
Reporter : Bodok
Editor : Almi

Tahun 1932:Pusat Penyebaran Agama Katolik

Pada tahun 1932, agama Belanda menjadikan Tanjung Sakti sebagai pusat penyebaran agama Katolik di Sumatera Selatan. 

BACA JUGA:Eksplorasi Sejarah Jalan Braga: Destinasi Wisata yang Sarat Makna di Bandung

Di sini, mereka mendirikan dua gereja tertua di Sumatera Selatan, yaitu Gereja St. Michael di Desa Pajar Bulan dan Gereja St. Joseph di Desa Pagar Jati. 

Kedua gereja ini masih berdiri hingga kini dan menjadi saksi perkembangan agama Katolik di wilayah tersebut.

Tahun 1942:Pembantaian oleh Tentara Jepang

Pada tahun 1942, Tanjung Sakti mengalami tragedi pembantaian oleh tentara Jepang yang menuduh penduduk setempat sebagai antek Belanda. 

Ribuan orang tewas dalam pembantaian ini, termasuk pendeta , suster, dan jemaat Katolik. 

BACA JUGA:Bangunan Bersejarah di Indonesia: 7 Warisan yang Mendapat Pengakuan Internasional

Di Tanjung Sakti, masih terdapat makam-makam korban, termasuk makam Menteri Van Camvel, menteri pertama di Sumatera Selatan.

Tahun 1965:Dampak Gerakan 30 September

Tanjung Sakti turut terkena dampak dari Gerakan 30 September pada tahun 1965, sebuah percobaan kudeta oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). 

Banyak penduduk Tanjung Sakti menjadi korban pembunuhan, penangkapan, dan pahlawan oleh pihak militer dan ormas anti-komunis. 

Di daerah ini, masih terdapat monumen dan tugu peringatan untuk mengenang para korban peristiwa tersebut.

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Tokoh Tiga Serangkai, Simak Disini Profil dan Kisah Perjuangannya

Tahun 2003:Pemekaran Wilayah

Kategori :