PAGARALAMPOS.COM - Ternyata Marga Tanjung Sakti PUMU dan PUMI Tidak Masuk Kedalam Kewedanaan Besemah, Simak Sejarahnya!
Tanjung Sakti adalah sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.
Nama Tanjung Sakti berasal dari dua kata: “tanjung” yang berarti ujung atau sudut, dan “sakti” yang berarti kuat atau berdaya.
Dengan luas wilayah sekitar 1.000 km² dan populasi sekitar 50.000 jiwa, mayoritas penduduk Tanjung Sakti adalah suku Melayu yang beragama Islam, meskipun ada juga komunitas kecil beragama Kristen Katolik.
BACA JUGA:Penemuan Prasasti Kuno di Sacsayhuamán Berusia 30.000 Tahun, Mengguncang Sejarah Manusia
Sejarah Tanjung Sakti terkait erat dengan perkembangan agama, budaya, dan politik di Sumatera Selatan.
Berikut ini adalah beberapa peristiwa penting yang terjadi di Tanjung Sakti sepanjang sejarahnya:
Abad ke-17:Bagian dari Kerajaan Palembang Darussalam
Pada abad ke-17, Tanjung Sakti menjadi bagian dari Kerajaan Palembang Darussalam yang dipimpin oleh Sultan Mahmud Badaruddin I.
Daerah ini terkenal sebagai penghasil kopi, lada, dan emas, yang menjadi komoditas penting bagi perekonomian kerajaan.
BACA JUGA:Menjelajahi Benteng Toboali: Warisan Sejarah yang Menjadi Daya Tarik Wisata Bangka Selatan
Tahun 1821:Perang Padri
Pada tahun 1821, Tanjung Sakti menjadi saksi Perang Padri antara Kerajaan Palembang dan Belanda.
Konflik ini dipicu oleh upaya Belanda untuk menguasai perdagangan kopi dan lada di Sumatera.
Tanjung Sakti menjadi premis pertahanan pasukan Palembang yang dipimpin oleh Pangeran Natakusuma, yang akhirnya gugur dalam pertempuran.