Pemkot PGA

Pertempuran Dahsyat! Mataram Gempur Pasuruan dan Rebut Kemenangan Bersejarah

Pertempuran Dahsyat! Mataram Gempur Pasuruan dan Rebut Kemenangan Bersejarah

Pertempuran Dahsyat! Mataram Gempur Pasuruan dan Rebut Kemenangan Bersejarah-Foto: net -

PAGARALAMPOS.COM - Pasuruan, salah satu daerah bersejarah di Jawa Timur, terletak di sebelah tenggara Kota Surabaya.

Wilayahnya berbatasan dengan beberapa kabupaten besar seperti Sidoarjo, Probolinggo, Malang, dan Mojokerto. Kabupaten Pasuruan sendiri telah ada sejak tahun 929 Masehi, menjadikannya salah satu daerah tertua di provinsi tersebut.

Sementara itu, Kota Pasuruan berdiri secara resmi pada tahun 1686, bersamaan dengan dilantiknya Untung Suropati sebagai Adipati.

Dalam catatan sejarah, Pasuruan pernah menjadi sasaran ekspedisi militer dari Kesultanan Mataram di bawah kepemimpinan Sultan Agung.

Sang raja memerintahkan pasukannya untuk bergerak menuju selatan dan tenggara kota, menunggu hari yang dianggap tepat—yakni malam Jumat—untuk melancarkan serangan.

BACA JUGA:Manfaat Labu Siam bagi Kesehatan Tubuh: Sayuran Sederhana dengan Segudang Khasiat!

BACA JUGA:Mengatasi Gusi Bengkak dan Mengetahui Penyebabnya yang Mengganggu Kesehatan Mulut!

Menjelang serangan, Tumenggung Kapulungan, penguasa Pasuruan saat itu, memilih melarikan diri bersama istrinya.

Keduanya membawa bekal seadanya, termasuk nasi kering (karak) yang dilengkapi sambal cabai, garam, dan terasi. Kapulungan khawatir jika mereka terpisah selama pelarian, dan karenanya ia mempersiapkan makanan yang bisa bertahan lama.

Ekspedisi militer ini tidak hanya melibatkan prajurit biasa, tetapi juga para adipati seperti Panembahan Puruboyo, Panembahan Juminah, dan Adipati Pajang.

Sultan Agung bahkan mengirimkan seorang mata-mata bernama Ki Joyosuponto untuk mengawasi jalur lintasan dan memastikan kesetiaan para pemimpin daerah yang turut serta.

Ia diberi tugas untuk melarang siapa pun melintasi wilayah tertentu, kecuali atas izin langsung dari sang sultan.

Sikap tegas Joyosuponto sempat menuai protes dari Adipati Manduro yang merasa tersinggung karena aksesnya terhalang.

BACA JUGA:Sejarah Gunung Papandayan: Jejak Vulkanik dan Warisan Alam Garut!

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait