Mengungkap Sejarah Bukit Lawang, Pesona Simbol Perjuangan Masyarakat dan Alam yang Saling Menguatkan
Mengungkap Sejarah Bukit Lawang, Pesona Simbol Perjuangan Masyarakat dan Alam yang Saling Menguatkan-Kolase by Pagaralampos.com-Pagaralam.pos
PAGARALAMPOS.COM - Di wilayah barat Taman Nasional Gunung Leuser, Sumatera Utara,
terdapat sebuah desa kecil yang menyimpan nilai penting dalam sejarah pelestarian alam Indonesia. Desa ini bernama Bukit Lawang.
Meski tampak sederhana, tempat ini telah menjadi saksi bisu perjuangan panjang dalam menyelamatkan hutan tropis dan spesies langka yang hidup di dalamnya.
Bukit Lawang terkenal sebagai salah satu titik awal perjalanan wisatawan untuk menjelajahi hutan tropis Leuser, sekaligus menjadi rumah bagi salah satu makhluk paling ikonik yang terancam punah, yaitu orangutan Sumatera.
BACA JUGA:Sejarah yang Tak Terlupakan! Fakta Menarik di Balik Bukit Teletubbies yang Jarang Diketahui
BACA JUGA:Terungkap! Jejak Sejarah Bali Dari Kerajaan Kuno Hingga Era Kolonial Belanda
Banyak pecinta alam, peneliti, hingga pelancong internasional yang datang ke sini bukan hanya karena keindahan alamnya, tetapi juga karena nilai konservasi yang melekat kuat di kawasan ini.
Sungai yang jernih, udara yang segar, serta pepohonan yang rimbun menjadi latar dari sebuah kisah luar biasa tentang manusia dan alam yang berjuang untuk hidup berdampingan.
Perjalanan Bukit Lawang sebagai kawasan konservasi dimulai pada awal tahun 1970-an.
Saat itu, kelompok pelestari lingkungan bersama lembaga internasional menjadikan wilayah ini sebagai pusat rehabilitasi bagi orangutan Sumatera yang sebelumnya menjadi korban perdagangan ilegal atau kehilangan habitat akibat pembalakan liar.
BACA JUGA:Yuk Menggali Sejarah Bukittinggi, Kota Penuh Makna dan Keindahan Alam yang Memaukau!
BACA JUGA:Tak Sekedar Indah, Ternyata Ini Legenda dan Warisan Sejarah Bukit Serelo Ikon Alam Sumatera Selatan
Tahun 1973 menjadi tonggak penting ketika program pelepasliaran orangutan secara resmi dimulai.
Orangutan yang telah kehilangan insting alaminya karena terlalu lama berada di bawah pengawasan manusia, mulai dilatih kembali agar mampu bertahan di alam liar.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
