Menguak Sisi Lain Kartini, Mitos dan Fakta yang Mengubah Cara Kita Melihatnya
--
BACA JUGA:Jembatan Merah, Saksi Bisu Pertempuran Dahsyat yang Mengubah Sejarah Surabaya
Ada juga tokoh-tokoh seperti Dewi Sartika di Jawa Barat, Rohana Kudus di Sumatera Barat, dan Maria Walanda Maramis di Minahasa.
Namun, Kartini mendapat sorotan khusus karena keberhasilan penerbitan surat-suratnya di Belanda, yang membuatnya dikenal luas bahkan hingga ke Eropa.
Terlepas dari mitos atau fakta, Kartini tetap relevan hingga kini karena semangatnya yang melampaui zamannya.
Ia menyuarakan pentingnya pendidikan, kebebasan berpikir, serta kemajuan perempuan dalam kerangka sosial yang adil.
BACA JUGA:Dua Kesultanan Hebat, Rahasia Kejayaan Ternate dan Tidore yang Dunia Tak Tahu
Pemikirannya mengajak kita untuk melihat perjuangan bukan hanya dari aksi besar, melainkan dari keberanian melawan ketidakadilan di ruang-ruang kecil.
Hari Kartini bukan sekadar seremoni mengenakan kebaya, melainkan momen refleksi sudah sejauh mana cita-cita Kartini tentang perempuan yang berdaya, cerdas, dan merdeka itu terwujud di tengah masyarakat kita hari ini.
Di antara mitos yang membesar dan fakta yang kadang terlupakan, Kartini tetap bersinar bukan sebagai tokoh sempurna, melainkan sebagai manusia yang berjuang dengan segala keterbatasannya.
Justru di situlah letak keindahan perjuangannya: sederhana, nyata, dan terus hidup dalam ingatan bangsa.
BACA JUGA:Sejarah Suku Yali: Jejak Peradaban Tersembunyi di Pegunungan Papua!
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
