Sejarah Patung Kartini: Simbol Emansipasi Perempuan dan Warisan Perjuangan Bangsa!

PAGARALAMPOS.COM - Raden Ajeng Kartini adalah salah satu tokoh perempuan paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia.

Pemikiran dan perjuangannya dalam memperjuangkan hak pendidikan bagi perempuan menjadikannya simbol emansipasi.

Untuk mengenang jasa-jasanya, dibangun berbagai patung Kartini di beberapa daerah di Indonesia.

Patung-patung ini tidak sekadar karya seni, tetapi juga simbol penghormatan terhadap semangat perjuangan dan keteguhan hati seorang Kartini.

BACA JUGA:Sejarah Museum Kayuh Baimbai: Jejak Budaya Sungai dan Kehidupan Masyarakat Banjar!

Awal Pendirian Patung Kartini

Pembangunan patung Kartini mulai marak setelah Indonesia merdeka, sebagai bagian dari upaya mengenang jasa pahlawan nasional.

Patung Kartini pertama diketahui didirikan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, tempat Kartini menghabiskan tahun-tahun terakhir hidupnya. Patung ini terletak dekat Museum Kartini dan dibangun sekitar tahun 1960-an.

Bentuknya menggambarkan Kartini berdiri anggun mengenakan kebaya tradisional, dengan ekspresi tenang dan tangan memegang buku—simbol semangat belajar dan pencerahan.

BACA JUGA:Sejarah Museum Islam Ternate: Jejak Kejayaan Kesultanan dan Warisan Peradaban Islam di Maluku Utara!

Selain di Rembang, Jepara—kampung halaman Kartini—juga mendirikan patung Kartini sebagai bentuk penghormatan. Patung ini berada di Alun-alun Jepara dan menjadi ikon utama kota tersebut.

Jepara memiliki hubungan emosional yang kuat dengan sosok Kartini karena di kota inilah Kartini lahir dan mulai menulis surat-surat pemikirannya yang terkenal, seperti “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

Makna dan Filosofi Patung Kartini

Setiap patung Kartini dirancang tidak hanya untuk menyerupai sosoknya, tetapi juga menggambarkan filosofi perjuangannya.

Sumber: