Berkedok Demi Kesejahteraan Rakyat! Inilah Ritual Menyimpang Raja Kertanegara

Berkedok Demi Kesejahteraan Rakyat! Inilah Ritual Menyimpang Raja Kertanegara

Berkedok Demi Kesejahteraan Rakyat! Inilah Ritual Menyimpang Raja Kertanegara-Foto: net-

PAGARALAMPOS.COM -  Sri Maharaja Kertanagara juga dikenal sebagai Raja Kertanegara adalah Raja terakhir dan paling terkenal yang memerintah kerajaan Singhasari.

Kertanagara naik tahta Singhasari pada tahun 1268, menggantikan ayahnya, Wisnuwardhana.

Prabu Kertanegara dianggap sebagai pemimpin Jawa pertama yang berambisi mempersatukan nusantara.

Untuk mewujudkan ambisinya, dilakukan ekspedisi Pamalayu (Pamalayu artinya Perang Melayu) untuk menaklukkan kerajaan-kerajaan di Sumatera guna meningkatkan pengaruh di Selat Malaka, jalur perdagangan kepentingan ekonomi dan politik.

Raja Kertanegara adalah raja terakhir kerajaan Singosari. Dia adalah orang pertama yang mempunyai ambisi besar.

BACA JUGA:Penemuan Ratusan Kuburan, Memperkenalkan Sejarah Muslim di Spanyol yang Terlupakan!

BACA JUGA:Peninggalan Bersejarah, Kisah Penemuan Arsip Romawi dan Stempelnya di Turki

Meski dikenal sangat hebat, Kertanegara terkenal sebagai raja yang sangat kejam.

Terutama bagi para pendatang yang ingin mengusik kekuasaannya. Salah satu kejadian yang paling mengerikan yang dilakukan Kertanegara adalah, ketika dia memotong telinga utusan dari Kubilai Khan, Kaisar Mongol.

Namun, meski dianggap sosok yang berjasa untuk rakyatnya, siapa sangka jika Raja Kertanegara pernah disebut melakukan ritual aneh atau menjijikkan yang dilakukannya untuk kemakmuran rakyatnya.

Dikutip dari Youtube Kahuripan, Raja Kertanegara disebut-sebut menjalankan ritual yang tidak biasa, yakni pesta seks dan minuman keras (miras). Hal ini dilakukannya untuk pencerahan atau mencapai nirwana (kesempurnaan).

BACA JUGA:Mengulik Sejarah Sultan Amangkurat I dengan 60 Selirnya Namun Tetap Setia Terhadap Ratu Malang

BACA JUGA:Mengungkap Sejarah Akhir DInosaurus Sebelum Punah! Inilah Situs Fosil Langka yang Ditemukan di Argentina

"Namun ritual ini hanya dilakukan demi kemakmuran negara dan rakyat serta dalam menangkal serangan musuh, bukan untuk kesenangan pribadi atau kenikmatan duniawi semata,"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: