Enola Holmes 2, Perjuangan, Cinta, dan Kesetaraan di Akhir Abad 19 (02)

Enola Holmes 2, Perjuangan, Cinta, dan Kesetaraan di Akhir Abad 19 (02)

Enola Holmes 2, Perjuangan, Cinta, dan Kesetaraan di Akhir Abad 19--google.com

Ini juga merupakan sebuah kisah di masa itu perempuan tetap diharapkan agar menuruti kemauan lelaki, pendidikan etiket merupakan satu-satunya tujuan. 

Perempuan pun masih dianggap tidak mampu menyampaikan ispirasinya. 

Hal ini beberapakali terlihat dalam beragam percakapan antara Enola dengan orang-orang yang ia temui, termasuk juga dengan kakaknya Sherlock Holmes.

BACA JUGA:Kaya akan Budaya, ini Dia 4 Keunikan Budaya Suku Besemah yang Masih Terjaga Kelestariannya

Penekanan berulang ini tentunya menarik perhatian. Sutradara Harry Bradbeer terlihat sekali ingin memberikan penekanan akan isu perempuan ini. 

Semua diambil dari sudut pandang perempuan, dengan diperkuat oleh gaya narasi Enola, selayaknya film-film yang hendak menonjolkan akan hal tersebut (She Hulk, Ally McBeal).

Sentuhan lelucon dan humor di sana sini memberikan senyuman bagi para penontonnya.

BACA JUGA:Sejarah dan Budaya Suku Pasemah di Sumatera Selatan

Terlebih saat Enola dan Tewkesbury pun akhirnya mampu mengutarakan perasaan yang mereka rasakan satu sama lainnya. 

Adegan romantis yang dihadirkan pun seolah memberikan angin segar namun tidak berlangsung lama, terasa pas.

Walaupun isu perempuan dalam film ini sangat kental, namun terasa sekali akhir ceritanya tetap mengarah pada perempuan akan tetap kembali kepada masalah domestik. Ini pun sangat terasa kental di era masa kini. 

BACA JUGA:Media Promosi Budaya dan Pariwisata Pagar Alam

Dapat dikatakan menonton film Enola Holmes 2, penonton akan mendapatkan semua isu terbaru.

Terlama dan seolah menjadikan hal yang wajar pula, bahwa perempuan diperlakukan seperti itu. 

Apakah ini pertanda bahwa film ini hanya mau mengusung seputar kejadian kesetaraan dan keadilan gender di tempat kerja?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: