Mengenal Tunil, Opera Asli Suku Besemah Yang Ternyata Bukan Sekedar Lawakan

Mengenal Tunil, Opera Asli Suku Besemah Yang Ternyata Bukan Sekedar Lawakan

Mengenal Tunil, Opera van Besemah Bukan Sekedar Lawakan-pidi-pagaralampos.com

Apakah sama dengan ludruk dari Surabaya? Kasim mengatakan, tunil, dul mulik, dan ludruk memang memiliki kesamaan yakni sama-sama untuk mengocok perut lantara ulah para pemainnya yang jenaka.

Tapi, kadangkala, di suatu sisi, ketiganya memiliki perbedaan. 

BACA JUGA:Semendo Salah Satu dari 5 Suku Asli Sumatera Selatan, Ternyata Berasal Dari Banten

Kasim yang pernah merantau di Surabaya mengatakan, dari segi tujuan, ludruk merupakan sejenis lawakan yang muatannya banyak berupa kritik sosial dan politik. Tentu percakapan antar pemain dalam ludruk memakai Bahasa Jawa. 

Kasim sendiri, di masa mudanya sudah banyak tampil dalam setiap pementasan tunil. Satu pementasan yang masih diingatnya sampai kini ialah di sebuah dusun di kawasan impit bukit-sekarang masuk Kabupaten Lahat.  

Saat itu, Kasim yang berusia 18 tahunan, mementaskan tunil bersama empat orang kawannya di sebuah acara persedekahan. Tunil jadi pilihan sebagai hiburan lantaran masa itu, organ tunggal belum masuk.

Seingat Kasim yang mengaku memiliki bakat turun-temurun bertunil ini, pementasan Tunil ketika itu lumayan menghibur para penonton.

BACA JUGA:Kuntau Suku Besemah, Menggali Kearifan Lokal dalam Seni Bela Diri Tradisional

Kini, di usianya yang tak lagi muda, Kasim masih konsisten untuk tampil di dalam tunil. Penampilannya di Balaikota Pagaralam pada 2015 lalu itu, adalah yang terakhir.

Sejak itu sampai sekarang, dia mengaku belum pernah mementaskan tunil lagi. Tapi dia masih menyimpan asa untuk kembali tampil mementaskan tunil. 

“Saya ingin tunil besemah bisa ditampilkan di acara televisi-televisi,” kata dia bersemangat.

Sayangnya, mementakan tunil bukan hanya dibutuhkan latihan yang panjang serta para pemain yang handal saja. Lebih daripada itu,  disebutkan Kasim, dibutuhkan dana yang tak sedikit.

Misalkan saja dicontohkannya untuk honor para pemain mulai dari latihan sampai dengan pelaksanaan. 

“Kalau pemerintah mau membantu, saya siap untuk mengumpulkan para pemain tunil,”kata Kasim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: