Media Sosial dan Krisis Psikologis: Mengupas Pandangan Rani N.A soal Labeling, Self-Diagnose, dan Takut Tertin
Rani N.A: Dampak Media Sosial terhadap Kesehatan Mental melalui Fenomena Self-Diagnose, Labeling, dan FoMO-Foto: net -
PAGARALAMPOS.COM - Hampir setiap pemilik ponsel pintar saat ini tentu sudah akrab dengan berbagai aplikasi digital yang sangat populer di kalangan masyarakat.
Aplikasi-aplikasi ini merupakan wujud nyata dari media sosial yang kini digunakan secara luas dan intensif.
Media sosial, yang kerap disebut "sosmed", adalah sebuah platform berbasis digital yang memungkinkan penggunanya untuk menampilkan diri, menjalin komunikasi, berbagi konten, serta membangun relasi secara daring (Nasrullah dalam Muthmainnah & Akbar, 2023).
Kemajuan teknologi yang pesat telah menjadikan media sosial sebagai bagian penting dan tak terpisahkan dari rutinitas sehari-hari.
BACA JUGA:Black Death Pandemi yang Mengubah Sejarah Dunia dan Mengerikan Eropa
BACA JUGA:Gereja Terkoyak Reformasi Luther dan Perpecahan Terbesar dalam Sejarah Kristen
Melalui media sosial, informasi dapat tersebar dengan sangat cepat, mulai dari pengetahuan, edukasi, hingga berita yang belum tentu valid atau hoaks.
Dampak media sosial bersifat dua sisi; memberikan manfaat sekaligus tantangan bagi para penggunanya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), diperkirakan pada tahun 2025 jumlah penduduk Indonesia mencapai 284,44 juta jiwa, dengan sekitar 59,5% bermukim di wilayah perkotaan dan sisanya 40,5% tinggal di daerah pedesaan.
Sementara itu, menurut data dari We Are Social, jumlah pengguna media sosial di Indonesia pada 2025 diperkirakan mencapai 143 juta orang, atau sekitar 50,2% dari total penduduk (wearesocial.com).
Pengguna media sosial sangat beragam, mulai dari anak-anak hingga dewasa.
BACA JUGA:Renaissance Lonceng Kebangkitan Eropa yang Mengubah Sejarah Dunia
Preferensi penggunaan aplikasi juga berbeda berdasarkan kelompok usia; anak-anak cenderung aktif menggunakan YouTube, remaja dan dewasa lebih memilih Instagram, Twitter, dan TikTok, sementara orang tua lebih banyak memakai Facebook.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
