Masyarakat Osing tetap berpegang pada adat dan tradisi leluhur mereka, meskipun mengalami represi dari Belanda.
BACA JUGA:Sejarah dan Keindahan Pantai Sawarna: Destinasi Wisata yang Menawan
Perlawanan ini tidak hanya berbentuk fisik tetapi juga kultural.
Masyarakat Osing mempertahankan bahasa dan adat mereka, termasuk ritual dan kesenian khas seperti tarian Gandrung, yang hingga kini masih populer di Banyuwangi.
Warisan Budaya Osing dan Pengaruhnya di Banyuwangi
Hari ini, warisan budaya Suku Osing menjadi salah satu kekayaan budaya di Banyuwangi.
Keunikan tradisi Osing masih dijaga oleh masyarakatnya, seperti penggunaan bahasa Osing dalam komunikasi sehari-hari dan pelaksanaan upacara adat yang masih lestari.
BACA JUGA:Eksplorasi Gua Togi Ndrawa: Wisata Sejarah yang Menakjubkan di Nias
Tarian Gandrung yang dulunya menjadi simbol perlawanan masyarakat Blambangan kini menjadi ikon seni dan budaya Banyuwangi, dan banyak menarik perhatian wisatawan.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga telah berperan aktif dalam melestarikan budaya Suku Osing.
Melalui berbagai festival budaya, seperti Festival Gandrung Sewu dan Festival Banyuwangi, seni dan adat Osing ditampilkan kepada khalayak luas.
Perlawanan Blambangan yang dulu berupaya mempertahankan kedaulatan kini menjadi inspirasi untuk menjaga identitas budaya Suku Osing di tengah perkembangan zaman.
BACA JUGA:Pesona Kuliner Solo: 5 Hidangan yang Menyimpan Sejarah dan Cita Rasa Khas Jawa
Sejarah Suku Osing dan Kerajaan Blambangan adalah bukti kekuatan dan keteguhan untuk mempertahankan identitas di tengah tekanan eksternal.
Perlawanan terhadap Mataram dan dominasi VOC merupakan wujud nyata dari tekad masyarakat Blambangan dalam menjaga kedaulatan dan kebudayaan mereka.
Kini, budaya Osing masih bertahan dan menjadi salah satu warisan yang kaya akan nilai-nilai sejarah, sehingga menjadi kebanggaan bagi masyarakat Banyuwangi dan Indonesia.