Benarkah Ada Zat Berbahaya dalam Indomie? Simak Penjelasannya!

Kamis 27-04-2023,01:30 WIB
Reporter : Jukik
Editor : Jukik

Kasus ini kemudian menjadi sorotan media di Indonesia dan Taiwan. Sebab, Indomie adalah makanan yang sangat disukai oleh masyarakat di dua negara itu. Di Taiwan, Indomie sudah ada sejak tahun 1995.

BACA JUGA:Pendap, Menikmati Kelezatan Makanan Khas Bengkulu dengan Cita Rasa Pedas dan Gurih

Atas kasus ini, pihak Indofood dengan cepat membantah klaim tersebut. Sebab, mereka sudah memenuhi standar keamanan internasional yang telah ditentukan CODEC Alimentarus Commision (CAC), organisasi yang didirikan oleh FAO dan WHO.

Terlebih, tidak ada satupun keluhan dari konsumen di negara lain. Jadi, klaim pemerintah Taiwan tersebut tentu menjadi pertanyaan.

Seiring berjalannya waktu, diketahui kalau Taiwan memang menerapkan standar kesehatan sendiri terlepas dari aturan Internasional.

Jadi, Indomie ekspor tersebut dianggap 'berbahaya' karena tidak sesuai standar Taiwan. Taiwan sendiri memang tidak tergabung dengan forum CAC. (Arsip Detik.com, 11 Oktober 2010).

BACA JUGA:Kementerian Kelautan dan Perikanan Gagalkan Penyelundupan 5 Koper BBL

Terkuaknya fakta ini kemudian berujung pada pembahasan persaingan dagang pasar mi instan di Taiwan.

Dalam buku Tantangan Gurita Bisnis Indofood (2020) oleh Pusat Data dan Analisa Tempo diketahui pemerintah saat itu menduga ada upaya perang dagang oleh Taiwan.

Indikasi ini disebabkan oleh pelarangan di tengah meningkatnya penjualan Indomie tanpa alasan jelas di Taiwan. Alasan ini memang logis.

Sejalan dengan itu riset "Motivasi Taiwan Melarang Impor Produk Indomie asal Indonesia Tahun 2010" (2015) oleh Afrizal dan Amalya Lovinna juga memaparkan hal serupa. Diketahui saat itu Indomie adalah produk mi instan terpopuler di Taiwan.

BACA JUGA:Berkaca Dari Kasus Virgoun, Benarkah Selingkuh Bikin Ketagihan?

Harganya yang super murah membuat banyak penduduk dan pendatang, khususnya para Tenaga Kerja Indonesia (TKI), mengonsumsi Indomie. Maka, tak heran banyak restoran dan kafe yang menjajakan Indomie.

Perlu diketahui, industri makanan olahan, termasuk mi instan, adalah salah satu tulang punggung perekonomian domestik Taiwan. Fakta Indomie menguasai 50% pasar mi instan Taiwan dan mengalahkan merek lokal jelas mengusik pemerintah setempat.

Atas dasar inilah, tulis Afrizal dan Amalya Lovinna, "dibutuhkan campur tangan pemerintah untuk merubah dan memperbaiki struktur pasar secara nyata, agar dunia usaha lebih terbuka dan lebih banyak pelaku ekonomi dalam negeri yang mempunyai akses terhadapnya." Dan cara pelarangan atas dasar motif kesehatan itulah tampaknya menjadi opsi yang dipilih.

Mengacu pada polemik pelarangan Indomie tahun 2010, maka perlu dipertanyakan kembali dan dibutuhkan investigasi lebih lanjut untuk membuka tabir penarikan Indomie saat ini.

Kategori :