Rumah Adat Betang: Jejak Peradaban Dayak Lewat 5 Tipe Rumah Tradisional yang Sarat Makna dan Filosofi
Rumah Adat Betang: Jejak Peradaban Dayak Lewat 5 Tipe Rumah Tradisional yang Sarat Makna dan Filosofi-Foto: net -
PAGARALAMPOS.COM - Provinsi Kalimantan Tengah tidak hanya dikenal karena kekayaan alamnya, tetapi juga karena keanekaragaman budayanya yang khas.
Palangkaraya sebagai ibu kota menjadi pusat berbagai etnis yang hidup berdampingan, terutama suku Dayak, Jawa, dan Banjar.
Salah satu peninggalan budaya paling berharga dari suku Dayak adalah rumah adat Betang, yang mencerminkan gaya hidup kolektif serta nilai-nilai filosofis mendalam.
Asal Usul dan Fungsi Rumah Betang
Rumah Betang dipercaya mulai muncul sekitar abad ke-17, seiring dengan berkembangnya permukiman suku Dayak di wilayah pedalaman.
Rumah ini dibangun bukan hanya sebagai hunian, tetapi juga sebagai benteng pertahanan dari ancaman luar.
BACA JUGA:Sejarah Gunung Mega: Jejak Alam dan Nilai Sakral di Tanah Papua Barat!
BACA JUGA:Menyikapi Sejarah Gunung Guntur: Jejak Vulkanik dan Budaya di Tanah Priangan!
Strukturnya yang besar, panjang, dan kuat biasanya menggunakan kayu ulin yang terkenal tahan lama. Rumah ini difungsikan sebagai tempat tinggal bersama bagi beberapa keluarga dalam satu komunitas.
Ruang utama dimanfaatkan untuk aktivitas bersama, sementara bilik-bilik kecil di bagian samping menjadi ruang pribadi tiap keluarga.
Arsitektur dan Ciri Khas Rumah Betang
Ciri mencolok dari rumah Betang adalah bentuknya yang memanjang dan dibangun di atas tiang-tiang tinggi untuk menghindari banjir serta serangan binatang.
Akses menuju rumah biasanya melalui tangga kayu. Atapnya melengkung dan sering dihiasi motif khas Dayak yang sarat makna budaya.
Di bagian dalam, terdapat ruang tengah yang luas atau disebut “lamin”, berfungsi sebagai tempat berkumpul, mengadakan upacara adat, dan kegiatan sosial lainnya. Ruang-ruang tidur berada di sisi-sisi rumah, tertata rapi dan fungsional.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
