Gunung Bismo dari Masa ke Masa: Harmoni Alam dan Cerita Legendaris di Dieng
Gunung Bismo dari Masa ke Masa: Harmoni Alam dan Cerita Legendaris di Dieng-Foto: net -
Beberapa titik di gunung ini dikenal sebagai petilasan, seperti “Petilasan Ki Bismo,” yang diyakini sebagai tempat pertapaan tokoh bijak.
Hingga kini, jejak spiritual di tempat ini masih terasa.
Sejarah dan Peran Budaya
Daerah di sekitar Gunung Bismo memiliki hubungan erat dengan peradaban kuno Dieng yang berkembang sejak abad ke-8.
Dataran Tinggi Dieng dikenal sebagai pusat spiritual dan keagamaan Hindu pada era Kerajaan Mataram Kuno, di mana pegunungan sekitarnya kerap dijadikan tempat pemujaan dewa atau pertapaan para resi.
Meskipun tidak ada catatan tertulis yang khusus menyebut Gunung Bismo, posisinya yang strategis membuatnya kemungkinan menjadi bagian dari jalur ziarah spiritual para pendeta dan pertapa Hindu kuno.
BACA JUGA:Sejarah Gunung Papandayan: Jejak Vulkanik dan Warisan Alam Garut!
BACA JUGA:Sejarah Gunung Mega: Jejak Alam dan Nilai Sakral di Tanah Papua Barat!
Pendakian dan Keindahan Alam
Gunung Bismo dapat didaki melalui dua jalur utama: dari Desa Sikunang (Wonosobo) dan Desa Deroduwur (Banjarnegara). Kedua jalur menawarkan pengalaman mendaki yang menantang sekaligus menyenangkan, melewati hutan pinus, kebun warga, dan lanskap pegunungan Dieng yang memukau.
Di puncak, pendaki bisa menikmati panorama Gunung Sindoro, Sumbing, dan Prau. Saat matahari terbit, suasana mistis gunung ini terasa begitu nyata, seakan membawa pengunjung ke negeri di atas awan.
Selain keindahan alam, pendakian ke Gunung Bismo juga menghadirkan pengalaman spiritual, dengan banyak pendaki merasakan ketenangan batin dan energi alam yang menenangkan.
Gunung Bismo di Era Modern
Pemerintah daerah bersama masyarakat lokal terus mengupayakan pengelolaan wisata yang berkelanjutan.
BACA JUGA:Menyikapi Sejarah Gunung Binaiya: Jejak Alam dan Budaya di Tanah Seram!
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
