Tradisi Bedding Ceremony: Simbol Sakral dalam Perkawinan Kaum Ningrat
Tradisi Bedding Ceremony: Simbol Sakral dalam Perkawinan Kaum Ningrat-Foto: net -
BACA JUGA:Gunung Sumantri: Jejak Sejarah dan Kisah Kepahlawanan di Atap Papua
Prosesi ini bahkan memiliki kedudukan hukum di beberapa daerah kala itu, menegaskan pentingnya legitimasi perkawinan bagi masyarakat.
Kedua contoh ini menunjukkan bahwa pernikahan bangsawan tidak hanya menyangkut urusan pribadi, tetapi juga bagian dari tatanan sosial yang lebih luas.
Pergeseran Makna dan Kritik
Dengan berjalannya waktu, banyak yang mulai mengkritisi relevansi tradisi ini.
Ritual yang dilakukan secara terbuka sering dianggap mengganggu privasi pasangan dan menimbulkan pertanyaan soal kenyamanan serta persetujuan.
Modernisasi hukum pernikahan dan perubahan nilai budaya membuat perlahan-lahan tradisi ini ditinggalkan.
BACA JUGA:Pemberontakan yang Hampir Menghapus Sejarah Indonesia
BACA JUGA:Benarkah Sejarah Itu Penuh Rekayasa Para Pemenang?
Saat ini, privasi pasangan lebih dihargai, dan sakralitas pernikahan tidak lagi membutuhkan kehadiran saksi dalam bentuk upacara ranjang.
Jejak Sejarah yang Bernilai
Meski kini jarang ditemui, Bedding Ceremony tetap menjadi catatan penting dalam sejarah pernikahan bangsawan.
Ia merefleksikan cara pandang masyarakat terdahulu terhadap kesetiaan, legitimasi, dan penyatuan dua keluarga.
Di era modern, tradisi ini lebih dipandang sebagai warisan budaya daripada praktik nyata. Ia memberi pelajaran berharga bahwa simbol dan adat istiadat selalu berubah seiring dengan perkembangan nilai dan cara pandang masyarakat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
