Pemkot PGA

Menguak Makna Ritual Tiwah: Upacara Pemakaman Kedua dalam Budaya Dayak Ngaju

Menguak Makna Ritual Tiwah: Upacara Pemakaman Kedua dalam Budaya Dayak Ngaju

Menguak Makna Ritual Tiwah: Upacara Pemakaman Kedua dalam Budaya Dayak Ngaju-Foto: net -

Tulang yang telah dibersihkan disimpan dalam Sandung, yaitu rumah kecil dari kayu yang dihiasi ukiran khas Dayak.

BACA JUGA:Menyikapi Sejarah Gunung Sunan Ibu: Jejak Spiritual dan Alam di Halmahera Barat!

BACA JUGA:Memahami Sejarah Gunung Malabar: Jejak Alam dan Warisan Kolonial di Tanah Priangan!

Sandung ini menjadi tempat suci sebagai simbol hunian terakhir bagi roh.

3. Persembahan dan Pertunjukan Tradisi

Selama prosesi, masyarakat menyajikan berbagai persembahan berupa hewan ternak seperti babi, ayam, bahkan kerbau. Tarian, musik, dan tabuhan gong mengiringi upacara sebagai bentuk penghormatan sekaligus sukacita atas perjalanan roh.

4. Ritual Penghantaran Roh

Tokoh adat atau balian (dukun) akan memimpin doa dan mantra untuk membimbing roh meninggalkan dunia dan mencapai Lewu Tatau.

Momen ini dianggap sebagai saat berpulangnya arwah ke tempat suci para leluhur.

Peran Sosial dan Tantangan Pelestarian

Tiwah juga menjadi sarana mempererat ikatan antarwarga. Seluruh masyarakat kampung berpartisipasi, baik melalui tenaga, bahan makanan, maupun bantuan dana. Ritual ini memperlihatkan kuatnya nilai gotong royong dan solidaritas dalam budaya Dayak.

BACA JUGA:Menyikapi Sejarah Gunung Binaiya: Jejak Alam dan Budaya di Tanah Seram!

BACA JUGA:Sejarah Gunung Kembar: Antara Legenda, Keindahan, dan Jejak Alam!

Namun, tantangan mulai muncul. Modernisasi dan arus urbanisasi menyebabkan generasi muda semakin jauh dari akar budaya mereka.

Di sisi lain, biaya pelaksanaan Tiwah yang cukup besar membuat banyak keluarga kesulitan untuk melaksanakannya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait