Desa Adat Dalung, Bali: Sejarah dan Nilai Sakral yang Terjaga di Tengah Perkembangan Kota

Desa Dalung memiliki beberapa pura utama yang menjadi titik fokus spiritual masyarakat, yaitu Pura Desa, Pura Puseh, dan Pura Dalem. Ketiga pura ini melambangkan siklus kehidupan manusia—dari kelahiran, kehidupan hingga kematian—dalam kepercayaan Hindu Bali.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Bukit Zaitun: Titik Suci dalam Lintasan Waktu!

BACA JUGA:Sejarah Rumah Adat Maluku Utara: Sasadu, Simbol Persatuan dan Kearifan Lokal Masyarakat Sahu!

Berbagai upacara besar seperti Galungan, Kuningan, dan Ngusaba Desa dilaksanakan secara rutin, melibatkan seluruh warga desa.

Kegiatan ini memperkuat ikatan spiritual sekaligus menjadi sarana pengajaran nilai budaya kepada generasi muda.

Menyesuaikan Diri di Era Modern

Sebagai bagian dari kawasan penyangga Kota Denpasar dan daerah dengan perkembangan pariwisata yang cepat, Dalung menghadapi tantangan dalam menjaga kelestarian adat.

Namun, masyarakat desa memilih untuk beradaptasi dengan prinsip Ajeg Bali, yakni menjaga warisan budaya sambil menerima perubahan positif yang datang.

Desa Adat Dalung aktif dalam berbagai program seperti pengelolaan lingkungan, penataan wilayah berdasarkan nilai adat, dan pengembangan wisata budaya yang berkelanjutan.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Suku Bajo: Pengembara Laut dari Masa ke Masa!

BACA JUGA:Sejarah Bukit Karst: Jejak Geologi Purba, Warisan Alam, dan Budaya yang Terancam!

Gotong Royong: Kekuatan Sosial Desa

Budaya gotong royong masih sangat kental di Dalung. Dalam persiapan upacara adat, perbaikan fasilitas umum, atau kegiatan sosial lainnya, seluruh warga bergotong royong tanpa pamrih.

Sistem banjar sebagai komunitas terkecil menjadi pondasi yang memperkuat rasa kebersamaan dan partisipasi aktif masyarakat.

Peran Pemuda dalam Melestarikan Budaya

Sumber: