Sejarah Gunung Mega: Jejak Alam dan Nilai Sakral di Tanah Papua Barat!
Sejarah Gunung Mega: Jejak Alam dan Nilai Sakral di Tanah Papua Barat!-net: foto-
Salah satu tradisi yang masih dijaga adalah ritual penyucian tanah yang dilakukan sebelum musim berburu atau bercocok tanam dimulai.
Dalam struktur mitologi lokal, Gunung Mega dipercaya sebagai “pusat kekuatan alam” yang memiliki hubungan langsung dengan keberlangsungan hidup masyarakat.
Oleh karena itu, pendakian ke puncak gunung ini tidak bisa dilakukan sembarangan.
Orang luar yang ingin mendaki biasanya harus mendapat izin dari tetua adat dan mengikuti prosesi adat terlebih dahulu.
Sejarah Ekologis dan Penelitian Ilmiah
BACA JUGA:Sejarah Gunung Tilu: Jejak Alam dan Warisan Budaya di Tanah Pasundan,
Gunung Mega juga menjadi pusat perhatian para peneliti lingkungan karena berada dalam kawasan yang termasuk ekosistem hutan hujan tropis primer.
Kawasan ini menyimpan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, termasuk spesies-spesies burung endemik seperti cendrawasih dan burung hantu Papua.
Tak hanya itu, flora di sekitar gunung ini juga masih sangat alami dan belum banyak terganggu oleh aktivitas manusia.
Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa ekspedisi ilmiah dari dalam dan luar negeri telah dilakukan untuk memetakan potensi biologis kawasan Gunung Mega.
Hasilnya menunjukkan bahwa daerah ini sangat penting untuk konservasi, karena menjadi rumah bagi spesies yang belum banyak dikenali secara ilmiah.
Sejarah Perjuangan dan Perubahan
BACA JUGA:Menelurusi Sejarah Gunung Cikuray: Jejak Alam dan Budaya di Tanah Priangan!
Meskipun dikenal dengan nilai sakral dan ekologisnya, Gunung Mega dan wilayah sekitarnya juga menyimpan catatan sejarah tentang perjuangan masyarakat adat dalam menghadapi tekanan eksternal.
Pada era Orde Baru, kawasan ini sempat ditargetkan untuk pembukaan lahan skala besar, namun mendapat penolakan keras dari warga lokal.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
