Sejarah Tugu Khatulistiwa Pontianak: Penanda Garis Tengah Dunia yang Menjadi Ikon Bangsa!
Sejarah Tugu Khatulistiwa Pontianak: Penanda Garis Tengah Dunia yang Menjadi Ikon Bangsa!-net:foto-
Tugu awal tersebut terdiri dari empat tonggak kayu setinggi sekitar 0,3 meter yang menopang sebuah lingkaran dan anak panah penunjuk arah utara-selatan.
Bentuknya masih sangat sederhana, tetapi memiliki makna simbolik yang kuat sebagai titik tengah bumi.
Tugu ini menjadi sangat penting karena menjadi satu dari sedikit lokasi di dunia yang secara geografis tepat berada di garis khatulistiwa.
Tidak heran jika kemudian ia menjadi objek pengamatan langka dan menarik bagi para ilmuwan maupun wisatawan.
BACA JUGA:Sejarah Rumah Adat Baloy: Warisan Budaya Suku Tidung di Kalimantan Utara!
Perkembangan dan Renovasi
Seiring berjalannya waktu dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan nilai historis dan ilmiah tugu tersebut, pada tahun 1938 dilakukan renovasi oleh arsitek Belanda dengan menambahkan menara kecil di atas tugu asli.
Tujuan renovasi ini adalah agar Tugu Khatulistiwa dapat lebih mudah dikenali dan dikunjungi.
Namun, perombakan besar terjadi setelah Indonesia merdeka. Pemerintah setempat memutuskan untuk membangun bangunan pelindung di sekeliling tugu asli guna melindunginya dari kerusakan akibat cuaca dan usia.
Maka pada tahun 1990-an, dibangunlah kubah kaca dan menara tinggi yang kini menjadi bagian dari kompleks Tugu Khatulistiwa.
BACA JUGA:Harmoni dengan Alam: Kearifan Lokal Suku Ammatoa dalam Menjaga Warisan Leluhur
Tugu asli tidak diubah, tetapi justru dipertahankan di dalam bangunan pelindung tersebut sebagai artefak sejarah.
Menariknya, menara baru ini memiliki tinggi yang disesuaikan dengan perhitungan astronomis garis khatulistiwa dan dapat dinaiki oleh pengunjung untuk melihat panorama Kota Pontianak dari ketinggian.
Fenomena Kulminasi Matahari
Salah satu daya tarik utama Tugu Khatulistiwa adalah fenomena kulminasi matahari.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
