Pemkot PGA

Sejarah Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto: Dari Kerja Paksa Kolonial hingga Warisan Dunia UNESCO!

Sejarah Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto: Dari Kerja Paksa Kolonial hingga Warisan Dunia UNESCO!

Sejarah Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto: Dari Kerja Paksa Kolonial hingga Warisan Dunia UNESCO!-net:foto-

Tak sedikit dari mereka yang meninggal akibat kecelakaan kerja, penyakit, atau kekurangan gizi. Kehidupan para buruh tambang di masa itu menjadi simbol penderitaan dalam sejarah penjajahan.

BACA JUGA:Wajib Diketahui! Kerajaan Majapahit Tidak Mampu Taklukan Kerajaan Ini, Ada Apa?

Masa Kejayaan Tambang Ombilin

Kota Sawahlunto pun berubah menjadi kota modern dengan berbagai fasilitas seperti rumah sakit, sekolah, kantor administrasi, hingga jalur kereta api khusus batubara.

Pada masa itu, Sawahlunto dijuluki sebagai “Kota Tambang” dan menjadi magnet bagi pendatang dari berbagai daerah.

Masyarakat multikultural terbentuk, terdiri dari etnis Minangkabau, Jawa, Batak, Tionghoa, dan lainnya yang tinggal berdampingan di kawasan tambang.

Kemunduran dan Penutupan Tambang

BACA JUGA:Fakta Mengejutkan Sejarah Pribumi Tersembunyi dalam Setiap Halaman Bumi Manusia

Seiring berjalannya waktu, cadangan batubara yang mudah diakses semakin menipis. Tambang mulai mengalami kemunduran pada akhir abad ke-20.

Pemerintah Indonesia, yang mewarisi pengelolaan tambang setelah kemerdekaan, sempat melanjutkan eksploitasi namun dalam skala yang lebih kecil.

Pada tahun 2002, tambang Ombilin resmi ditutup karena alasan ekonomi dan lingkungan.

Penutupan tambang ini meninggalkan tantangan baru bagi masyarakat Sawahlunto, terutama dalam hal ekonomi.

Transformasi Menjadi Warisan Dunia

BACA JUGA:Wajib Kamu Ketahui! Ini Dia 5 Makhluk Mitologi yang Sangat Populer di Indonesia, Simak Faktanya di Sini!

Usaha pelestarian sejarah tambang Ombilin tidak sia-sia. Pada tahun 2019, UNESCO menetapkan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto sebagai Situs Warisan Dunia.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait