Pemkot PGA

Sejarah Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto: Dari Kerja Paksa Kolonial hingga Warisan Dunia UNESCO!

Sejarah Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto: Dari Kerja Paksa Kolonial hingga Warisan Dunia UNESCO!

Sejarah Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto: Dari Kerja Paksa Kolonial hingga Warisan Dunia UNESCO!-net:foto-

PAGARALAMPOS.COM - Tambang Batubara Ombilin di Sawahlunto, Sumatera Barat, merupakan salah satu warisan industri paling penting dalam sejarah Indonesia.

Terletak di sebuah lembah sempit yang dikelilingi perbukitan, kota ini dulunya menjadi pusat kegiatan pertambangan batubara terbesar di Hindia Belanda.

Keberadaan tambang ini tidak hanya berdampak besar terhadap perkembangan ekonomi kolonial, tetapi juga membentuk wajah sosial dan budaya masyarakat lokal yang masih terasa hingga kini.

Awal Penemuan dan Eksplorasi

BACA JUGA:Cikal Bakal TNI Ketika Pejuang Bersenjata Jadi Garda Depan Republik

Laporan penemuannya menjadi dasar bagi pemerintah kolonial Belanda untuk mengembangkan sektor pertambangan di wilayah tersebut.

Pada tahun 1892, tambang Ombilin resmi dibuka sebagai tambang batubara pertama di Indonesia.

Pemerintah kolonial mendirikan infrastruktur pendukung seperti rel kereta api dari Sawahlunto ke Pelabuhan Teluk Bayur di Padang untuk memudahkan pengangkutan batubara.

Dalam waktu singkat, kawasan ini berkembang pesat menjadi pusat industri yang strategis.

BACA JUGA:Diam-Diam Menggetarkan Peran Besar Tokoh Tionghoa dalam Kemerdekaan RI

Sistem Kerja Paksa dan Kehidupan Buruh

Sayangnya, kemajuan tambang ini tidak lepas dari sisi kelam sejarah kolonial. Untuk mengoperasikan tambang, pemerintah Belanda menerapkan sistem kerja paksa yang dikenal sebagai “Orang Rantai”.

Ribuan narapidana dan penduduk lokal yang dianggap melawan kekuasaan kolonial dikirim ke Sawahlunto untuk dijadikan buruh tambang.

Mereka bekerja dalam kondisi yang sangat keras dan berbahaya, dengan kaki dan tangan diborgol rantai besi.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait