Terungkap Ketegangan Panas Soekarno vs Hatta Menjelang Proklamasi
--
PAGARALAMPOS.COM - Terlalu sering kita menempatkan Soekarno dan Hatta dalam satu bingkai harmonis duet pemimpin bangsa yang seirama, sepakat dalam visi, dan satu hati dalam misi kemerdekaan.
Tapi sejarah, jika digali lebih dalam, tak seindah puisi.
Di balik detik-detik Proklamasi 17 Agustus 1945, ada retakan kecil yang hampir tidak terdengar yang justru menyuarakan ketegangan.
Pagi itu, Jalan Pegangsaan Timur No. 56 menjadi saksi.
Soekarno tampak tenang, mungkin karena masih terpengaruh malaria tertiana yang membuat tubuhnya menggigil semalam.
Hatta, seperti biasa, tampil lebih dingin, metodik.
Tapi di balik ketenangan dua tokoh ini, tersimpan drama politik, ketidaksepahaman, bahkan perbedaan filosofi yang mencolok.
Soekarno adalah seorang orator ulung, visioner yang selalu berbicara tentang revolusi sebagai panggilan sejarah.
BACA JUGA:Menyikapi Kisah Sejarah Candi Kedulan: Jejak Peradaban Kuno di Lereng Merapi!
Ia percaya pada momentum, pada simbolisme, pada kekuatan kata-kata yang membakar semangat massa Hatta berbeda.
Ia ekonom, teknokrat, logis.
Baginya, revolusi adalah soal hitung-hitungan, soal legalitas dan struktur.
Dua karakter besar ini akhirnya beradu arah dalam satu momen kapan dan bagaimana Indonesia harus memproklamasikan kemerdekaan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
