Haram Keturunan Adipati Cepu ke Gunung Lawu. Ternyata Ini Sosok yang Mengutukannya!
Haram Keturunan Adipati Cepu ke Gunung Lawu. Ternyata Ini Sosok yang Mengutukannya!--Net
PAGARALAMPOS.COM - Bagi para pendaki, menaklukkan gunung bukanlah satu-satunya cerita menarik yang dapat ditemukan.
Di balik perjalanan tersebut, tersimpan kisah-kisah mistis yang menambah daya tarik, terutama di Gunung Lawu yang terletak di perbatasan Karanganyar, Jawa Tengah, dan Magetan, Jawa Timur.
Popularitas gunung ini di kalangan pendaki tidak hanya disebabkan oleh keindahannya, tetapi juga karena dianggap sebagai tempat yang memiliki kekuatan spiritual yang tinggi.
Gunung Lawu menyimpan banyak cerita, termasuk mengenai raja terakhir Majapahit, Prabu Brawijaya V.
BACA JUGA:Misteri Kutukan Leluhur: Nasib Tragis Adipati Cepu di Tengah Amarah Raja Majapahit
Di kalangan masyarakat sekitar, terdapat juga pantangan bagi pendaki dari daerah Cepu di Blora dan Bojonegoro untuk mendaki gunung ini, yang masih dijaga hingga saat ini oleh mereka yang percaya akan mitos tersebut.
Sumber dari pantangan ini konon bermula dari sumpah yang diucapkan oleh Raja Brawijaya V, setelah ia diasingkan oleh prajurit yang dipimpin oleh Adipati Cepu.
Sejarah mencatat Kerajaan Majapahit, yang berdiri sekitar abad ke-14 hingga ke-16, sebagai salah satu kerajaan terbesar di Asia Tenggara.
Meskipun Majapahit berhasil menguasai hampir seluruh Nusantara, ia tidak dapat mendominasi keraton Pajajaran atau kerajaan Sunda yang terkenal kuat.
BACA JUGA:Kutukan Prabu Brawijaya: Kisah Tragis Adipati Cepu dan Dampaknya pada Keturunannya
Pendiri Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya, adalah menantu dari Raja Kertanegara dari Kerajaan Singasari.
Ketika terjadi pemberontakan yang mengakibatkan runtuhnya Singasari pada tahun 1292, Raden Wijaya melarikan diri dan mendiami sebuah hutan di Trowulan, yang kemudian menjadi cikal bakal Majapahit.
Nama Majapahit diambil dari buah maja yang banyak ditemukan di daerah tersebut dan dikenal karena rasa pahitnya.
Wilayah ini tumbuh dan berkembang, menarik perhatian penduduk sekitar, termasuk Daha dan Tumapel.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
