Terungkap, Jejak Cina di Pesisir Utara Jawa yang Membentuk Sejarah Nusantara
--
BACA JUGA:Sejarah Suku Dayak: Asal Usul, Kehidupan Sosial, dan Budaya di Pedalaman Kalimantan!
Rumah-rumah kuno dengan ornamen khas, tradisi ritual leluhur, hingga batik motif Tionghoa, semua hidup berdampingan dengan tradisi lokal yang ada.
Batik Lasem adalah salah satu warisan budaya hasil akulturasi yang paling mencolok.
Motif-motif naga, burung phoenix, dan awan khas Cina berpadu harmonis dengan warna-warna berani khas batik pesisir.
Batik ini menjadi saksi bisu betapa eratnya hubungan antara pendatang dari Tiongkok dan penduduk asli Jawa, saling memberi warna satu sama lain.
BACA JUGA:Sejarah Air Terjun Tegenungan: Dari Sumber Kehidupan Menjadi Destinasi Wisata Dunia!
Lebih dalam lagi, pengaruh Cina juga meresap dalam tradisi kuliner, bahasa, hingga sistem sosial.
Banyak istilah dalam bahasa sehari-hari masyarakat pesisir utara Jawa yang berasal dari bahasa Hokkien, dialek Cina Selatan.
Di meja makan, makanan seperti lumpia, bakmi, dan tahu campur menjadi bukti nyata bagaimana rasa Tionghoa telah melebur dalam selera lokal.
Tak hanya aspek budaya, peran masyarakat keturunan Cina dalam membangun perekonomian pesisir juga tidak bisa diabaikan.
BACA JUGA:Masa Penjajahan VOC yang Terlupa,Jejak Luka dalam Senyap Sejarah
Mereka mengelola jaringan perdagangan, membuka usaha, bahkan terlibat dalam pengembangan kota-kota pelabuhan.
Peran ini terus berlanjut hingga kini, menunjukkan betapa kuatnya kontribusi komunitas Tionghoa dalam membentuk wajah pesisir utara Jawa.
Namun, perjalanan sejarah ini bukan tanpa tantangan.
Hubungan antara masyarakat Tionghoa dan pribumi pernah mengalami pasang surut, terutama pada masa kolonialisme dan periode pergolakan politik.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
