Terungkap, Jejak Cina di Pesisir Utara Jawa yang Membentuk Sejarah Nusantara
--
PAGARALAMPOS.COM - Pesisir utara Pulau Jawa bukan sekadar jalur perdagangan kuno, tetapi juga panggung pertemuan budaya yang kaya warna.
Salah satu jejak peradaban yang kuat tertinggal di kawasan ini adalah warisan masyarakat Tionghoa.
Dari pelabuhan-pelabuhan tua hingga sudut-sudut kota pesisir, pengaruh budaya Cina teranyam erat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat setempat, membentuk sebuah mozaik sejarah yang unik dan tak lekang oleh waktu.
Sejak abad ke 15, pesisir utara Jawa sudah ramai dikunjungi para pedagang dari berbagai penjuru dunia.
BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Air Terjun Nungnung: Keindahan Tersembunyi di Bali
Orang orang Cina, terutama dari provinsi Guangdong dan Fujian, menjadi bagian penting dari arus perdagangan ini.
Mereka datang membawa sutra, keramik, rempah-rempah, dan barang-barang berharga lainnya.
Banyak di antara mereka yang akhirnya tidak kembali ke tanah leluhur, melainkan menetap, berbaur, dan membentuk komunitas baru di tanah Jawa.
Jejak keberadaan mereka paling mudah dikenali dari bangunan-bangunan kuno yang masih berdiri kokoh hingga kini.
BACA JUGA:Sejarah Air Terjun Sekumpul: Pesona Alam dan Legenda di Bumi Bali Utara!
Di Semarang, misalnya, kawasan Pecinan menyimpan banyak klenteng bersejarah seperti Klenteng Sam Poo Kong yang melegenda.
Tempat ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga simbol percampuran budaya Cina dengan lokal Jawa, terlihat dari arsitekturnya yang memadukan gaya Tiongkok klasik dengan sentuhan tropis.
Tak hanya di Semarang, jejak serupa juga dapat ditemui di kota-kota pesisir lainnya seperti Cirebon, Lasem, dan Tuban.
Lasem, sebuah kota kecil di Rembang, bahkan dijuluki sebagai Kota Tua Tiongkok karena di sana budaya Cina terasa sangat kental.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
