Pemkot PGA

Dari Pucuk Tebu Tradisional ke Bioteknologi: Sejarah Panjang Pabrik Gula di Indonesia (1595–Hingga Kini)!

Dari Pucuk Tebu Tradisional ke Bioteknologi: Sejarah Panjang Pabrik Gula di Indonesia (1595–Hingga Kini)!

Dari Pucuk Tebu Tradisional ke Bioteknologi: Sejarah Panjang Pabrik Gula di Indonesia (1595–Hingga Kini)!-net: foto-

Perkembangan pada Masa Kolonial

Cultuurstelsel dan UU Gula (Suikerwet)

BACA JUGA:Sejarah Bukit Indah Simarjarunjung: Pesona Alam dan Jejak Warisan Budaya!

BACA JUGA:Mengenal Kisah Sejarah Danau Beratan Bedugul: Pesona Alam dan Warisan Budaya Bali!

Pada 1830 pemerintah kolonial menerapkan Cultuurstelsel (tanam paksa), memaksa petani menanam tebu untuk diekspor.

Sistem ini menimbulkan penderitaan petani meski ekspor gula melonjak—pada 1840 nilai ekspor mencapai 74,2 gulden, namun kesejahteraan petani terabaikan 

Era Keemasan Industri Gula

Antara 1870–1920, efisiensi tinggi dan kebijakan liberal kolonial menjadikan Jawa produsen gula tebu nomor dua di dunia setelah Kuba.

BACA JUGA:Menelusuri Sejarah Prawirotaman: Kampung Turis yang Tumbuh dari Akar Sejarah!

BACA JUGA:Sejarah Danau Lido: Keindahan Alam yang Sarat Cerita di Ujung Selatan Bogor!

Pada 1887 didirikan Proefstation Oost-Java sebagai cikal bakal riset tebu dan perbaikan varietas, memperkuat basis ilmiah industri gula Hindia Belanda 

Nasionalisasi dan Era Kemerdekaan

Proses Nasionalisasi 1957–1958

Pasca-Proklamasi 1945, aset-aset pabrik gula warisan Belanda mulai disita. Pada Desember 1957 pemerintah mengambil alih seluruh pabrik asing; legalisasi formal melalui UU No. 86/1958 .

BACA JUGA:Bagaimana orang Belanda di Batavia zaman dahulu memenuhi kebutuhan air minumnya?

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait