Gula vs Garam: Mana yang Lebih Berbahaya Bagi Kesehatan Jantung?
Perbandingan antara gula dan garam dalam dampaknya pada kesehatan jantung-net-kolase
PAGARALAMPOS.COM - Kesehatan jantung adalah salah satu aspek terpenting dalam menjaga kualitas hidup.
Namun, dengan pola makan modern yang penuh dengan makanan olahan, sering kali kita dihadapkan pada dua bahan yang tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari: gula dan garam.
Kedua bahan ini, meskipun memberi rasa pada makanan, ternyata dapat berdampak buruk pada kesehatan jantung jika dikonsumsi berlebihan. Lantas, mana yang lebih berbahaya bagi kesehatan jantung: gula atau garam?
BACA JUGA:Manfaat Kakao untuk Kesehatan, Dari Menjaga Jantung hingga Meningkatkan Mood!
Dampak Gula Terhadap Kesehatan Jantung
Gula, terutama dalam bentuk gula tambahan yang terkandung dalam minuman manis, makanan olahan, dan camilan, telah lama dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung.
Konsumsi gula yang berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan peradangan semuanya adalah faktor risiko utama untuk penyakit jantung.
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi gula yang berlebihan, terutama fruktosa yang terdapat dalam sirup jagung tinggi fruktosa (HFCS), dapat meningkatkan kadar trigliserida dalam darah.
Kadar trigliserida yang tinggi dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Selain itu, konsumsi gula yang tinggi juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dan memperburuk resistensi insulin, dua faktor yang berperan penting dalam pengembangan penyakit jantung.
BACA JUGA:Manfaat Jeruk untuk Jantung: Buah Sederhana yang Bisa Kurangi Risiko Penyakit Kardiovaskular
Garam dan Kesehatan Jantung
Sementara itu, garam (natrium) telah lama diketahui sebagai penyebab utama hipertensi (tekanan darah tinggi), yang merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung.
Ketika terlalu banyak natrium dalam tubuh, ginjal menjadi kesulitan untuk mengeluarkannya, yang dapat menyebabkan tubuh menahan lebih banyak cairan.
Hal ini akan meningkatkan volume darah, memaksa jantung untuk bekerja lebih keras, dan akhirnya berisiko menyebabkan hipertensi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
