Pemkot PGA

Sejarah Benteng Pendem Van Den Bosch: Jejak Kolonial yang Terkubur di Ngawi!

Sejarah Benteng Pendem Van Den Bosch: Jejak Kolonial yang Terkubur di Ngawi!

Sejarah Benteng Pendem Van Den Bosch: Jejak Kolonial yang Terkubur di Ngawi!-net:foto-

PAGARALAMPOS.COM - Di balik ketenangan kota Ngawi, Jawa Timur, berdiri sebuah benteng tua yang memendam cerita panjang dari masa penjajahan Belanda.

Benteng ini dikenal dengan nama Benteng Van Den Bosch, namun masyarakat lokal lebih akrab menyebutnya Benteng Pendem, yang berarti "benteng yang terpendam" dalam bahasa Jawa.

Nama itu merujuk pada letak bangunannya yang sedikit lebih rendah dari permukaan tanah sekitarnya, seolah-olah tersembunyi di balik sejarah yang kian terlupakan.

Latar Belakang Pembangunan

BACA JUGA:Sejarah Benteng Tahula: Benteng Tua yang Menyimpan Jejak Perjuangan di Maluku!

Benteng Van Den Bosch dibangun pada tahun 1839 oleh pemerintah kolonial Belanda di bawah komando Jenderal Johannes van den Bosch, yang juga menjabat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu.

Tujuan utama pendirian benteng ini adalah untuk mengendalikan perlawanan rakyat Jawa, khususnya dari Pangeran Diponegoro yang saat itu masih aktif melakukan gerilya setelah pecahnya Perang Jawa (1825–1830).

Lokasi benteng yang strategis, yaitu di pertemuan dua sungai besar—Sungai Bengawan Solo dan Sungai Madiun—membuatnya ideal untuk mengawasi pergerakan pasukan dan aktivitas ekonomi masyarakat sekitar.

Selain itu, letaknya yang berada di dataran rendah membuatnya terlindung dari pantauan musuh yang datang dari kejauhan.

Desain dan Arsitektur

BACA JUGA:10 Kelompok Separatis di Indonesia: Gerakan, Tujuan, dan Wilayah Operasi

Sesuai dengan karakter benteng Eropa pada abad ke-19, Benteng Pendem memiliki struktur persegi panjang dengan dinding setinggi lebih dari 7 meter dan tebal hampir 1 meter.

Di sekeliling benteng terdapat parit besar yang berfungsi sebagai sistem pertahanan tambahan.

Uniknya, sebagian besar bangunan berada lebih rendah dari tanah sekelilingnya, sehingga secara visual tampak seperti “tertanam” di dalam tanah.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait