Polri Hadiri Forum Asia-Pasifik, Bahas Perdagangan Satwa Dilindungi dan Konservasi Hutan

Polri Hadiri Forum Asia-Pasifik, Bahas Perdagangan Satwa Dilindungi dan Konservasi Hutan

Foto : Seminar internasional bersama negara dinasia pasific.-Polri Hadiri Forum Asia-Pasifik, Bahas Perdagangan Satwa Dilindungi dan Konservasi Hutan -Humas Polri

PAGARALAMPOS.COM - Polri mengikuti Seminar Internasional tingkat Asia-Pasifik ‘Poaching and Wildlife Trafficking of Protected Species and Forest Conservation” yang diselenggarakan di Kathmandu, Nepal pada Minggu, 2 Juni 2024.

Forum ini dihadiri oleh 35 peserta dari 15 negara di kawasan Asia-Pasifik.

Termasuk perwakilan kepolisian dan lembaga penegak hukum, serta pakar hukum internasional dari Perancis dan Amerika Serikat.

Perwakilan Polri yang mengikuti seminar tersebut adalah Kombes Pol Andika, Dittipidter Bareskrim Polri. Dan Bripka Ganda Siahan, perwakilan Divhubinter Pori.

BACA JUGA:Malaysia Kaget dengan Rencana Pembangunan Kereta Cepat Lintas Negara di IKN Nusantara, Ini Penyebabnya!

Perwakilan dari negara-negara seperti Nepal, India, Bangladesh, Sri Lanka, Maladewa, Bhutan, Thailand, Singapura, Australia, Malaysia, Vietnam, Kamboja, Myanmar, Amerika Serikat, Perancis, dan UNODC berpartisipasi.

Tujuan seminar ini adalah untuk menciptakan forum dialog antar pemangku kepentingan internasional yang terlibat dalam perburuan dan perdagangan spesies yang dilindungi dan konservasi hutan.

“Agenda topik yang akan dibahas meliputi pendekatan perburuan dan perdagangan satwa liar, penegakan hukum dan kerja sama lintas batas

Selain itu, dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan dari kejahatan ini,” kata Dybuchbinter dalam keterangan resmi.

BACA JUGA:Kadivhubinter Polri Hadiri Konferensi INTERPOL, Diikuti 136 Negara Bahas Hal Ini

Salah satu poin penting yang disoroti dalam seminar ini adalah bahwa kejahatan lingkungan merupakan nilai bisnis yang sangat besar, yaitu sebesar $213 miliar setiap tahunnya.

Situasi seperti ini mengancam keanekaragaman hayati dan kelangsungan sumber daya alam.

“Kejahatan ini juga mempunyai dampak sosial dan ekonomi yang signifikan, termasuk korupsi dan pencucian uang,” lanjutnya.

Peserta seminar menyepakati pentingnya kerja sama internasional, pertukaran informasi dan berbagi praktik terbaik dalam upaya memerangi perburuan dan perdagangan spesies yang dilindungi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: