Budaya Kebaikan di Jalur Kuno, Uniknya Ziarah Melintasi 88 Kuil di Jepang

Budaya Kebaikan di Jalur Kuno, Uniknya Ziarah Melintasi 88 Kuil di Jepang

Mengunjungi jalur 88 kuil di Shikoku

Tempat yang paling jelas untuk memulai adalah Kuil 1, di Prefektur Tokushima di timur laut pulau itu. Jun Hashiba, seorang pemandu untuk perusahaan tur, berusaha menjawab pertanyaan tentang jalur 88 kuil ini kepada National Geographic.

Ia menjelaskan bagaimana seorang biksu Jepang yang lahir pada abad kedelapan mengilhami pengembangan rute sepanjang 1.127 km itu. Seribu tahun kemudian, rute yang masih terdiri dari 88 kuil ini masih dijalani.

BACA JUGA:Ratu Leizu dan Legenda Penemuan Sutra dalam Sejarah Tiongkok

“Semua orang mengenal Kukai; kami mempelajarinya di sekolah,” kata Hashiba.

Lahir di pulau ini, Kukai mendirikan salah satu sekte Buddha paling populer di Jepang, yang disebut Shingon. Dia dihormati, tetapi bukan hanya karena ajaran esoterisnya.

“Kami sangat mengagumi kemampuannya sebagai penyair, cendekiawan, dan seniman. Dia ahli kaligrafi yang hebat,” kata Hashiba. Prestasi Kukai di kehidupan nyata berubah menjadi legenda dan akhirnya memopulerkan rute saat ini.

Bagian sepanjang 6,4 km dari Kuil 20 hingga Kuil 21 dipenuhi dengan pohon cemara, kayu cedar, dan bambu setinggi katedral.

BACA JUGA:Fujian Tulou, Jejak Benteng Kekaisaran Tiongkok, Hunian Komunal Miliki 400 Hunian Kamar

Batu-batu besar yang dirangkai dengan tali, perwujudan para dewa, menemani peziarah. Begitu pula patung batu berhiaskan warna merah terang, yang disebut jizo, yang merupakan penjaga anak-anak dan pelancong.

Kukai, yang juga disebut Kobo Daishi, juga ada di sini. Ia dipersonifikasikan dalam tongkat berjalan peziarah yang bertuliskan kata-kata yang berarti “bepergian bersama”.

“Saat saya berjalan, terkadang saya berpikir terlalu banyak, tapi saya terus berjalan. Dan kemudian saya tidak memikirkan apa pun—dalam arti yang baik,” kata Tomoko Imaizumi kepada Norie Quintos di National Geographic. Imaizumi adalah seorang pemandu yang telah melakukan ziarah sebanyak empat kali.

Di Kuil Naga Agung (21) mudah untuk melihat mengapa begitu banyak agama membangun altar mereka di atas gunung. Dalam tulisannya, Kukai mengaku pernah mendaki puncak bukit dan melantunkan mantra jutaan kali.

BACA JUGA:Menelusuri Wisata Bersejarah Lubang Jepang di Sumatera Barat

Terlepas dari ketidakjelasan ajaran Buddha Shingon, intinya adalah bahwa segala sesuatu adalah bagian dari keseluruhan kosmis. Dan pencerahan dapat dicapai oleh orang-orang biasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: