Mengungkap Tabir Sejarah Suku Maya yang Hilang

Mengungkap Tabir Sejarah Suku Maya yang Hilang

Mengungkap Tabir Sejarah Suku Maya yang Hilang -Foto: net-

Mulai sekitar tahun 250 M, peradaban Maya memasuki masa Klasik.

Yaitu masa ketika bangsa Maya membangun monumen-monumen besar dengan ukiran yang memuat tanggal-tanggal dari kalender Hitungan Panjang.

BACA JUGA:Adakadabra! Inilah 4 Kitab Sihir Paling Tua Dalam Sejarah Dunia yang Pernah Ditemukan

BACA JUGA:Kekayaan Budaya Pulau Yap, Sejarah dan Makna Batu Rai sebagai Mata Uang Tradisional

Pada masa ini, berbagai negara metropolitan bermunculan, dihubungkan oleh jaringan perdagangan yang kompleks.

Ada dua kota besar di dataran rendah Maya yang menjadi musuh bebuyutan: Tikal dan Calakmul.

Selama periode Klasik, kota Teotihuacan di Meksiko tengah juga ikut campur  dalam politik dinasti  peradaban Maya.

Namun, pada abad ke-9, terjadi  keruntuhan peradaban Maya Klasik,  kota-kota Maya  ditinggalkan dan penduduknya berpindah ke  utara.

BACA JUGA:Candi Atau Pesanggrahan, Situs Gumbirowati Konon Ada Jejak Mataram, Kini Jadi Wisata Sejarah di Gunung Kidul

BACA JUGA:Adakadabra! Inilah 4 Kitab Sihir Paling Tua Dalam Sejarah Dunia yang Pernah Ditemukan

Kemudian, pada periode Pascaklasik, kota utara Chichen Itza mengalami kebangkitan, dan kerajaan Kiché di dataran tinggi Guatemala juga  memperluas wilayahnya.

Kekaisaran Spanyol menjajah Mesoamerika pada abad ke-16,  dan setelah  penaklukan yang lama, Nojipetén, kota Maya terakhir, jatuh ke tangan Spanyol pada tahun 1697.

Pada zaman Klasik, kekuasaan ada di tangan raja-raja yang memerintah di negara kotanya masing-masing dengan konsep "raja dewata" yang bertindak sebagai penengah antara dunia nyata dengan dunia gaib.

Jabatan raja diturunkan secara patrilineal kepada anak laki-laki sulung.

BACA JUGA:Penemuan Arkeologis di Inner Mongolia, Cangkang Naga yang Mengungkap Sejarah Budaya Hongshan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: