Mengungkap Tabir Sejarah Suku Maya yang Hilang

Mengungkap Tabir Sejarah Suku Maya yang Hilang

Mengungkap Tabir Sejarah Suku Maya yang Hilang -Foto: net-

BACA JUGA:Desa Bejijong, Tempat Bersejarah yang Membawa Kembali Kehidupan dan Kebesaran Majapahit

Calon raja diharapkan menjadi seorang pemimpin perang yang andal.

Politik Maya didominasi oleh sistem patronasi yang tertutup, walaupun sistem politik setiap negara kota tidak selalu sama.

Pada zaman Klasik Akhir, golongan ningrat menjadi semakin kuat, sehingga mengurangi kekuasaan "raja dewata".

Peradaban Maya mengembangkan karya seni dari bahan-bahan tahan lama maupun tidak tahan lama, seperti kayu, giok, obsidian, batu, dan stuko.

BACA JUGA:Adakadabra! Inilah 4 Kitab Sihir Paling Tua Dalam Sejarah Dunia yang Pernah Ditemukan

BACA JUGA:Kekayaan Budaya Pulau Yap, Sejarah dan Makna Batu Rai sebagai Mata Uang Tradisional

Karya seninya juga bermacam-macam, dari pahatan, keramik, hingga lukisan dinding.

Kota-kota Maya tidak memiliki perencanaan yang terpusat, dan bangunan-bangunan baru didirikan sesuka hati.

Pusat kotanya terdiri dari pusat pemerintahan dan upacara yang dikelilingi oleh daerah permukiman.

Berbagai wilayah kota dihubungkan oleh jalan.

BACA JUGA:Candi Atau Pesanggrahan, Situs Gumbirowati Konon Ada Jejak Mataram, Kini Jadi Wisata Sejarah di Gunung Kidul

Bangunan-bangunan utama di kota-kota Maya meliputi istana, kuil, piramida, lapangan bola, dan bangunan-bangunan untuk melakukan pengamatan benda langit.

Peradaban Maya memiliki golongan elit yang melek huruf, dan mereka telah mengembangkan sistem tulisan hieroglif yang rumit.

Mereka mencatat sejarah dan keterangan mengenai ritual di dalam buku-buku, tetapi sebagian besar telah dihancurkan penjajah Spanyol.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: