Skandal Suap dalam Pengangkatan Kepala Sekolah, Protes Wali Murid Guncang Kota Bengkulu, Ini Selengkapnya!

 Skandal Suap dalam Pengangkatan Kepala Sekolah, Protes Wali Murid Guncang Kota Bengkulu, Ini Selengkapnya!

Skandal Suap dalam Pengangkatan Kepala Sekolah, Protes Wali Murid Guncang Kota Bengkulu, Ini Selengkapnya!--

PAGARALAMPOS.COM - Polemik dalam pengangkatan kepala sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Bengkulu semakin memanas dengan dugaan praktik suap.

Kejadian ini memunculkan reaksi keras dari wali murid, yang bahkan melakukan demonstrasi menolak penugasan kepala sekolah baru yang diduga terlibat dalam skandal tersebut.

Kisruh ini menjadi sorotan utama di dunia pendidikan Kota Bengkulu setelah pengangkatan kepala dinas baru tanpa latar belakang pendidikan yang memadai.

Kepala dinas yang baru, tidak memiliki gelar sarjana pendidikan, menyebabkan kontroversi karena perannya dalam pengelolaan pendidikan yang mencakup beragam aspek, mulai dari kurikulum hingga pengendalian mutu pendidikan.

BACA JUGA: Gegara Gaji Rp 18 Juta, TKI di Jepang Melonjak 3 Kali Lipat, Segini Jumlah Totalnya!

Andre, Sekretaris Lembaga Pusat Informasi dan Jaringan Rakyat (PIJAR) Institut Bengkulu, menyampaikan bahwa terdapat dugaan praktik suap dalam proses pengangkatan kepala sekolah di Kota Bengkulu.

Informasi ini didukung oleh data rekaman dan video yang menunjukkan pembicaraan terkait suap dalam proses pengangkatan kepala sekolah.

Lebih lanjut, dugaan suap tersebut juga melibatkan penyalahgunaan wewenang oleh kepala dinas pendidikan yang baru.

Salah satu kepala sekolah di SDN 01 Kota Bengkulu, yang identitasnya dirahasiakan, mengungkapkan bahwa gejolak di sekolah tersebut sangat serius.

BACA JUGA:Perkuat Sinergitas di Peebatasan, CO RS 6 M Malaysia Kunjungi Pos Gabma Yonarhanud 12/SBP

Wali murid melakukan demo karena kepala sekolah yang baru dinilai tidak pantas untuk menjabat, terutama karena tidak memiliki latar belakang pendidikan yang memadai.

Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa kepala sekolah yang ditugaskan hanya akan mengutamakan kepentingan finansial daripada pendidikan siswa.

Candra Irawan, ketua Lembaga Laskar Anti Korupsi Indonesia (LAKI), menekankan bahwa kerusakan dalam dunia pendidikan Kota Bengkulu bermula dari proses pengangkatan kepala dinas dan kepala sekolah yang tidak didasarkan pada kualifikasi yang sesuai.

Belum adanya latar belakang akademis dan pendekatan pendidikan yang memadai menyebabkan protes dari wali murid di seluruh sekolah dasar di Kota Bengkulu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: