Mengenal Peradaban Kerajaan di Nusantara, Kerajaan Kandis Yang Paling Tua?, Ini Lokasinya!

Mengenal Peradaban Kerajaan di Nusantara, Kerajaan Kandis Yang Paling Tua?, Ini Lokasinya!

Mengenal Peradaban Kerajaan di Nusantara, Kerajaan Kandis Yang Paling Tua?, Ini Lokasinya!--

PAGARALAMPOS.COM - Jika melihat sejarah, Indonesia baru pun sumber sejarah paling tua yaitu pada kerajaan Kutai Martadipura dengan bukti Prasasti Yupa.

Di dalam prasasti itu sudah terdapat bukti yang jelas terdapat kerajaan yang pernah berdiri, sehingga ada penelitian yang cukup sulit bagi para sejarawan untuk melakukan heoristiknya.

Nah, apakah ada kerajaan yang lebih tua dari Kutai Martadipura? Kala itu Pulau Jawa banyak didatangi para pengelana, pencari suaka hingga orang-orang yang melarikan diri dari daerah asalnya.

Karena Jawa memiliki wilayah yang subur dan makmur. Walaupun masih samar-samar ada beberapa desas desus terdapat kerajaan lebih tua, yakni Kerajaan Salakanagara yang terletak di jawa bagian barat.

BACA JUGA:Tak Tertaklukkan Ratusan Tahun! Inilah Kerajaan Yang Tidak Bisa Dikalahkan Oleh Majapahit

Inilah yang menjadi awal kerajaan-kerajaan di Pulau Jawa hingga saat ini. Memiliki leluhur bernama Aki Tirem atau Sang Aki Luhur Mulya yang menjadi legenda tanah Sunda.


--

Kerajaan ini diduga telaha ada sejak abad 1 masehi. Jauh lebih tua dari Kerajaan Kutai yang berdiri pada abad ke-4 masehi. Namun tak ada bukti langsung, melainkan dapat dibuktikan dari prasasti Tapak Gajah di Bogor.

Salakanagara memiliki raja pertama bernama Dewawarman asal India, sebelumnya menjadi duta di Pulau Jawa. Menikahi Pwahaci Larasati putri kepala daerah Aki Tirem.

Salakanagara pada masa jayanya menjadi gapura maritim, karena meliputi Jawa Barat dan pulau-pulau kecil di selat sunda. Semua kapal yang melintasi perairan itu harus singgah ke Salakanagara untuk meberikan upeti kepada raja.

BACA JUGA:Menggali Keajaiban Gunung Padang: Temuan Menakjubkan dan Keberadaan Harta Karun

Namun, sejarah materi dalam kerjaan ini masil dalam penelitian dan penyelidikan lebih lanjut.

Karena bukti heoristik yang masih kurang sehingga tidak bisa dijadikan rujukan atau patokan sejarah bahwa tela terdapat kerjaan tersebut.

Masih banyak juga yang memperdebatkan tentang keberadaan kerajaan ini yang berasal dari para kritikus sejarawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: