SEDAP! Kuliner 'Nasi Samin' Khas Suku Besemah, Miliki Citarasa Timur Tengah Olahan Bapak-Bapak

SEDAP! Kuliner 'Nasi Samin' Khas Suku Besemah, Miliki Citarasa Timur Tengah Olahan Bapak-Bapak

bemasak bersama -pidi-pagaralampos.com

Sajian Nasi minyak merupakan kuliner hasil asimilasi antara budaya lokal Melayu Palembang dan pendatang Arab yang banyak menetap di kawasan Pasar Kuto, Kota Palembang.

BACA JUGA:Tradisi 'Belanju dan Beghantagh', Cara Masyarakat Besemah Mengingat Asal dan Pererat Silaturahmi Saat Lebaran

Nasi minyak adalah adaptasi dari nasi kebuli terhadap selera lidah orang Indonesia.

'Nasi Kiroh hingga Nasi Ghuas'

MASYARAKAT Besemah memiliki tradisi dalam mengolah beras menjadi nasi yang rasanya tak kalah dengan nasi minyak.

“Kita punya nasi kiroh,”kata pemerhati Sejarah Besemah yang juga Ketua Yayasan Pecinta Sejarah dan Kebudayaan (Pasake), Ahmad Bastari Suan kemarin.

Secara singkat dijelaskannya, nasi kiroh merupakan masakan yang berbahan utama nasi. Dimasak di dalam belanga atau wajan dengan menggunakan sedikit minyak lalu ditambah dengan bawang putih, bawang merah dan garam.

“Tapi, ini bukan nasih goreng ya. Namanya tetap nasi kiroh, nasi khas Besemah,”tutur Bastari.

BACA JUGA:'Metangka Aghi dan Pembukean' Budaya Masyarakat Besemah Saat Bulan Puasa

Selain nasi kiroh, lanjut Bastari, ada juga nasi punjugh atau tumpeng. Ini biasanya kata dia, digunaka di saat tertentu misalnya di dalam upacara adat maupun saat berziarah di makam. Di luar kegiatan ini, nasi punjugh jarang terlihat.

“Nasi punjugh ada yang warnanya kuning. Ini karena ada pewarna dari kunyit,”sebut anggota Lembaga Adat Besemah Satarudin Tjik Olah, tentang warna nasi punjugh, ketika ditemui kemarin.

Masyarakat Besemah juga membuat yang namanya nama nasi ghuas. Sesuai namanya dijelaskan Satar, nasi ini dibuat dengan menggunakan wadah berupa ruas bambu muda.

“Beras dimasukkan ke dalam ruas bambu muda lalu dibakar dengan menggunakan api. Tanpa air,”terang Satar mengenai cara membuat nasi ghuas, ketika ditemui kemarin.

BACA JUGA:Tradisi Suku Besemah 'Pantauan Bunting' Perjamuan Untuk Menghormati Pengantin

Bagaimana rasanya? Satar yang pernah membuat dan mencici nasi ghuas ini menyatakan, nasi yang dimasak di dalam bambu memiliki aroma yang khas. Ini karena air dalam ruas bambu muda menyerap ke dalam beras.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: