Tradisi Suku Besemah 'Pantauan Bunting' Perjamuan Untuk Menghormati Pengantin

Tradisi Suku Besemah 'Pantauan Bunting'  Perjamuan Untuk Menghormati Pengantin

Tradisi Pantauan Bunting Perjamuan untuk Menghormati Pengantin-pidi-pagaralampos.com

PAGARALAMPOS.COM - Di Pagaralam ada satu tradisi yang ditujukan untuk menghormati para pengantin -dalam bahasa besemah pengantin disebut dengan bunting.

Tradisi itu dinamakan pantauan bunting. Hingga kini, pantauan bunting masih terus dijalankan masyarakat Pagaralam.

KEPALA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pagaralam Drs Marjohan MPd merasa surprise. Peneliti dari sebuah badan kebudayaan dari Sumatera Barat datang ke rumahnya.

Para peneliti ini, kata Marjohan, bermaksud untuk meneliti salahsatu tradisi masyarakat Besemah.

BACA JUGA:5 Suku Asli Yang Ada di Provinsi Sumatera Selatan, Nomor 1 Merupakan Keturunan Majapahit

“Mereka ingin meneliti tentang pantauan bunting,”ucap Marjohan, saat memberikan sambutan dalam acara Gebyar Pelajar Mahasiswa di Balaikota Pagaralam Jum’at siang pekan lalu.

Gebyar Pelajar dan Mahasiswa merupakan kegiatan yang digagas Ikatan Keluarga Pelajar dan Mahasiswa  (IKPM) Komisariat Besemah Pagaralam Yogykarta.

Selain memberikan sambutan, Marjohan didaulat untuk membuka kegiatan ini secara resmi. Begitu Marjohan memukul gong, acara itu resmi dimulai.

Gara-gara peneliti itu, Marjohan pun terkenang dengan masa lalunya. Di depan para mahasiswa dan pelajar itu, Marjohan mengenang, bahwa dirinya pernah ‘mencicipi’ langsung tradisi pantauan bunting ini.

BACA JUGA:Yuk Mengenal 5 Suku Asli yang Ada di Provinsi Sumatera Selatan, Salah Satunya Suku Pasemah

“Saat itu saya baru saja menikah di Palembang. Keluarga di Tanjung Sakti meminta saya pulang. Mereka ingin menggelar pantauan bunting,”tuturnya.

Pada mulanya adalah penghormatan. Masyarakat Besemah begitu menghormati para pengantin. Anggota Lembaga Adat Besemah, Satarudin Tjik Olah, menjelaskan, pantauan bunting, merupakan tradisi untuk menghormati pengantin.

“Juga untuk mempererat tali kekeluargaan,”ucap Satar, ketika diwawancarai Pagaralam Pos, di kediaman pribadinya, beberapa tahun lalu.

Pantauan bunting kata Satar, digelar oleh sanak famili pengantin. Bisa juga digelar oleh warga di dusun tempat pengantin itu melangsungkan pernikahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: