'Metangka Aghi dan Pembukean' Budaya Masyarakat Besemah Saat Bulan Puasa

'Metangka Aghi dan Pembukean' Budaya Masyarakat Besemah Saat Bulan Puasa

Metangka Aghi -pidi-pagaralampos.com

PAGARALAMPOS.COM - Sembari menunggu waktu berbuka puasa tiba, banyak kegiatan bermanfaat yang bisa dilakukan misalnya denga ngabuburit.

Di Besemah, ngabuburit populer disebut dengan  metangka aghi. Istilah lain lain yang populer di bulan suci ini adalah pembukean.

METANGKA AGHI merupakan istilah yang terasa begitu dekat dengan Helmi Madjid. Mantan juru tulis pesirah Sumbai Mangko Anom Suku (SMAS) Muara Siban ini terkenang dengan kegiatannya di masa remaja.

Dulu, di bulan puasa, Helmi dan kawan-kawannya sering metangka aghi. “Kami metangka aghi dengan cara jalan kaki ke gunung. Kadang pula dengan memancing,” ujar Helmi mengenai bentuk metangka aghi yang dilakoninya dulu, ditemui Pagaralam Pos.

BACA JUGA:5 Suku Asli Yang Ada di Provinsi Sumatera Selatan, Nomor 1 Merupakan Keturunan Majapahit

Dengan begitu, diakui Helmi, waktu tidak akan terasa. Tiba-tiba saja sudah masuk waktu berbuka puasa. “Kami biasanya pulang kalau sudah sore. Jadi, menunggu sebentar sudah berbuka,”ucapnya.

Bila diam saja di rumah menurut Helmi, selain bosan, waktu terasa berputar dengan lambat. Karena itu, bagi Helmi remaja, saat bulan puasa lebih baik banyak berada di luar ketimbang di dalam rumah.

Bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia, metangka aghi bisa berarti mensorekan hari. Sebuah kata-kata yang rancu. “Metangka aghi itu hanyalah sebuah istilah.

Sebutan saja yang kera digunakan masyarakat besemah,”ujar Satarudin Tjik olah, anggota Lembaga Adat Besemah, saat dihubungi lewat sambungan telepon seluler.

BACA JUGA:Yuk Mengenal 5 Suku Asli yang Ada di Provinsi Sumatera Selatan, Salah Satunya Suku Pasemah

Menurut ia, metangka aghi, merupakan sebuah istilah yang merujuk kepada kegiatan atau aktivitas untuk menunggu waktu berbuka puasa. Akan tetapi, kegiatan itu kata Satar harus memiliki manfaat dan menghasilkan.

Karenanya, dalam metangka aghi tidak diperkenankan diisi dengan kegiatan negatif yang dapat mengurangi pahala puasa.

“Metangka aghi bisa dilakukan dengan cara memancing ikan di sungai atau kolam. Panen buah-buahan, dan beragam kegiatan positif lainnya,” ucap Satar mengenai beberapa bentuk metangka aghi. Dalam istilah yang populer di zaman sekarang, metangkah aghi sama dengan ngabuburit.

Sebagaimana Helmi Madjid, dulu waktu kecil, di bulan puasa, Satar sering metangka aghi. Ia memilih metangka aghi dengan cara ngalir. Ini merupakan teknik memancing ikan lele di dalam sela-sela batu sungai. “Patokannya adalah waktu. Kalau dirasa sudah sore, ya pulang,” kenangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: